Kamis, 29 Maret 2012


PENDIDIKAN ANAK PRA SEKOLAH

PENDAHULUAN

Sebagian orang berpendapat bahwa mengajar dalam pendidikan anak pra sekolah bukanlah pekerjaan yang sukar. Anggapan seperti inilah yang sering menjadi penyebab kegagalan dalam mengajar.Karena disamping persiapan mengajar yang matang, seorang yang mendidik anak pra sekolah dituntut untuk memahami atau memperhatikan perkembangan Psikologi Anak berdasarkan usianya. Hal ini akan berpengaruh pada tehnik mengajar yang harus digunakan sesuai dengan perkembangan usia mereka.

Dari berbagai ahli yang menyusun tentang tingkat perkembangan anak, ada dua model yang sangat berpengaruh dalam pengajaran pendidikan anak pra sekolah.Dengan mempertimbangkan batasan umum, maka dalam pembahasan inipun dibatasi sampai pada usia pra-remaja dengan perkembangan normal.

Perkembangan social dalam pendidikan anak pra sekolah merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma- norma kelompok, moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat. Dalam proses perkembanganya ada ciri- ciri yang melekat dan menyertai anak- anak tersebut.



PEMBAHASAN

A.   PERKEMBANGAN ANAK

Berikut ini akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai Perkembangan Kognitif Anak menurut Piaget, perkembangan ini di bagi dalam empat tahapan :


1.      Sensori Motor (usia 0-2 tahun)Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya.Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'.

2.      Pra-operasional (usia 2-7 tahun)Pada usia ini anak menjadi 'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis - rumit.Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.

3.      Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun)Saat ini anak mulai meninggalkan 'egosentris'-nya dan dapat bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (bekerja sama). Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang sistematis.4. Operasional Formal (usia 11 tahun ke atas)Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga.

Perkembangan Psycho-SosialMenurut Erick Erickson perkembangan Psycho-sosial atau perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi 8 tahap :

1)      Trust >< Mistrust (usia 0-1 tahun). Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa percaya diri.Fokus terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.

2)      Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun)Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa pemberontakan anak atau masa 'nakal'-nya. sebagai contoh langsung yang terlihat adalah mereka akan sering berlari-lari dalam Sekolah Minggu.Namun kenakalannya itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena ini adalah tahap dimana anak sedang mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkan motorik dan mentalnya.Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting di sekitarnya (Orang Tua dan Guru Sekolah Minggu).

3)      Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun)Dalam tahap ini anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga terkesan cerewet. Pada usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau fantasi. Mereka sudah lebih bisa tenang dalam mendengarkan Firman Tuhan di Sekolah Minggu.

4)      Industri/Rajin >< Inferioriti (usia 6-11 tahun)Anak usia ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.
Empat tahap berikutnya (Usia diatas 11 tahun).




B.   PENGERTIAN ANAK PRA SEKOLAH

Prasekolah (pre-school) merupakan pilihan pendidikan bagi kanak-kanak sebelum memasuki sekolah. Early Childhood adalah anak yang berusia sejak lahir sampai dengan usia delapan tahun. Batasan ini seringkali dipergunakan untuk merujuk anak yang belum mencapai usia sekolah dan masyarakat menggunakanya sebagai tipe Prasekolah.

Pendidikan prasekolah adalah satu program yang menyediakan pengalaman pembelajaran kanak-kanak yang berumur 4-6 tahun dalam jangka masa satu tahun atau lebih sebelum masuk ke tahun pertama di sekolah formal. Konsep yang digunakan ialah "Belajar Sambil Bermain" dengan menekankan "Pembelajaran Bertema". Kaedah pembelajaran ialah meliputi aktiviti kelas, aktiviti kumpulan dan aktiviti individu.

Pendidikan prasekolah bertujuan menyuburkan potensi kanak-kanak dalam semua aspek perkembangan, menguasai kemahiran asas dan memupuk sikap positif sebagai persedian untuk masuk ke sekolah dasar.


C.   CIRI ANAK PRA SEKOLAH

1.      Ciri Fisik Anak Prasekolah. Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.

a)      Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.

b)      Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak.

c)      Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang rumit seperti misalnya, mengikat tali sepatu.

d)     Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya pada obyek-obyek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan masih kurang sempurna.

e)      Walaupun tubuh anak lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak (soft). Hendaknya berhati-hati bila anak berkelahi dengan teman-temannya, sebaiknya dilerai, sebaiknya dijelaskan kepada anak-anak mengenai bahannya.

f)       Walaupun anak lelaki lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak lelaki apabila ia tidak terampil, jauhkan dari sikap membandingkan anak lelaki-perempuan, juga dalam kompetisi ketrampilan seperti apa yang disebut diatas.


2.      Ciri Sosial Anak Prasekolah

a)      Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.

b)      Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara baik, oleh karena kelompok tersebut cepat berganti-ganti.

c)   Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Parten (1932) dalam social participation among praschool children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku social :

*      Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun.
*       Bermain soliter anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak saling berbicara.
*      Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama.
*      Bermain pararel anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan cara tidak saling bergantung.
*      Bermain asosiatif anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri.
*      Bermain Kooperatif anak bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau perang-perangan.

3.      Ciri Emosional Pada Anak Prasekolah

Anak pra sekolah cenderung mengekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut. Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.




4.      Ciri Kognitif Anak Prasekolah

Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk menjadi pendengar yang baik. Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang.

Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut :
a.       Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
b.      Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.
c.       Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak hal.
d.      Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk melakukan berbagai kegiatan secara mandiri.
e.       Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku.
f.       Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya.
g.      Kagumilah apa yang dilakukan anak.
h.      Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.

D.  PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK PRASEKOLAH

Pada perosesnya anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan berbagai kegiatan jasmani. Pada usia tiga tahun anak mampu melakukan berbagai gerkan-gerakan yang telah bagus, seperti melempar menaiki tangga dan berlari. Sebagai orang tua dan guru harus memiliki potensi untuk mendorong untuk perkembangan koqnitif dan motorik anak tersebut.
Dengan demikian perlu adanya perencanaan pendidikan untuk anak Prasekolah sehingga kognitif dan motorik anak dapat terarahkan dengan baik.
Untuk merancang pendidikan anak, para orang tua dan guru perrlu berpikir agar tidak terlalu banyak menuntut keterampilan di luar kemampuan anak. Setiap hari anak-anak membutuhkan latihan kegiatan jasmani yang disertai kebugaran dan aktivitas yang tinggi, tetapi kecendrungan anak saat ini lebih banyak melakukan kegiatan pasif seperti menonton atau duduk diam di bangku atau kursi.
Dengan demikian perencaan yang harus dilakukan guru dan orang tua untuk mendorong perkembangan jasmani anak-anak antara lain: memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain, menyediakan fasilitas yang merangsang pergerakan motorik kasar dan halus.

Ada beberapa bentuk kurikulum yang dikembangkan oleh para ahli dalam pendidikan
yakni:

1)      Kurikulum terpisah, artinya dalam setiap mata pelajaran mempunyai kurikulum tersendiri dan satu dengan yang lainnya tidak ada keterkaitannya, karna masing-masing mata pelajran mempunyai organisasi yang terintegrasi.
2)      Kurikulum saling berkaitan, ialah antara masing-masing mata pelajaran mempunyai keterkaitan, dan keterkaitan itu dapat dirasakan oleh anak pada saat belajar, untuk dapat diintegerasikan.
3)      Kurikulum terintegrasai, adalah seluruh mata pelajaran merupakan satu kesatuan yang utuh atau bulat. Dari kurikulum ini anak akan menndapati pengalaman yang sangat luas.

Berkaitan dengan beberapa kurikulum di atas yang menjadi pokok-pokok pendidikan yang harus diberikan kepada anak adalah ajaran agama, sebagai contoh ajaran agama islam. Ajaran agama Islam yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni: akidah, ibadah, dan akhlak.



KESIMPULAN

Pendidikan prasekolah adalah satu program yang menyediakan pengalaman pembelajaran kanak-kanak sebelum masuk ke tahun pertama di sekolah formal. Konsep ini menekankan belajar sambil bermain.

Pendidikan prasekolah bertujuan menyuburkan potensi kanak-kanak dalam semua aspek perkembangan, menguasai kemahiran asas dan memupuk sikap positif sebagai persedian untuk masuk ke sekolah dasar. Tetapi pemilihan sekolah yang tepat bagi anak-anak juga harus di pikirkan dengan matang.
Pemilihan sekolah sebagai lembaga yang memberikan layanan pendidikan anak usia dini menjadi hal yang harus diperhatikan, mengingat banyak sekolah yang masih belum menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Beberapa diantaranya masih menerapkan pembelajaran konvensional yang satu arah. Anak masih dijadikan objek pembelajaran, bukan subjek pembelajaran sehingga. kretaivitas anak seperti digembok. Belum lagi, peletakan bermain yang hanya sebagai selingan kegiatan belajar, bukan inti pembelajaran. Padahal lewat bermain-lah anak dapat belajar karena pelajaran bagi seorang anak ialah bermain.




Senin, 19 Maret 2012





 


Teori Inteligensi Charles Spearman
(1863 – 1945)

Intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau belajar dari pengalaman.
     Biografi Singkat
        Charles Spearman adalah murid Wundt di Leipzig dan Galton di London. Ia memulai karirnya sebagai psikolog dan pada tahun 1904 ia meletakkan dasar psikonometri sebagai salah satu ilmu kuantitatif. Konsep one factor yang diusulkannya menyebabkan ia memperoleh julukan “the father of factor analysis”.
 
  Spearman memiliki latar belakang yang tidak biasa bagi seorang psikolog. Awalnya ia mulai berkarir selama 15 tahun sebagai perwira di Angkatan Darat Inggris namun, mengundurkan diri untuk belajar untuk PhD dalam psikologi eksperimental. Di Inggris, psikologi secara umum dipandang sebagai cabang filsafat dan Spearman memilih untuk studi di Leipzig di bawah Wilhelm Wundt dan memperoleh gelar pada tahun 1906.

         Spearman bertemu dan terkesan psikolog William McDougall yang meminta Spearman untuk menggantikan dia ketika dia meninggalkan posisinya di University College London. Spearman bekerja di University College sampai ia pensiun pada tahun 1931. Awalnya ia sebagai kepala laboratorium psikologi kecil. Pada tahun 1911 ia dipromosikan ke jabatan guru Grote dari Filsafat Pikiran dan Logika. Gelarnya diubah menjadi Profesor Psikologi pada tahun 1928. Puncak prestasi Spearman adalah penemuan faktor umum dalam kecerdasan manusia (Spearman, 1904) dan pengembangan selanjutnya tentang teori “g” (Spearman, 1923) dan sintesis kerja empiris pada kemampuan ( Spearman, 1927).
     Teori inteligensi
Teori dua factor (the two-factor theory), yang dikembangkan oleh Charles Spearman (seorang psikolog Inggris) mendasarkan teorinya pada analisis factor intelegensi. Menurut Spearman, kecerdasan ialah kemampuan umum untuk berpikir dan menimbang. Pandangan Spearman mengenai inteligensi ini ditujukkan dalam teorinya mengenai kemampuan mental yang populer dengan nama teori dua faktor (two factor theory).
Awal penjelasannya mengenai teori ini berangkat dari analisis korelasional yang dilakukan terhadap skor seperangkat tes yang mempunyai tujuan dan fungsi ukur yang berlainan. Hasil analisisnya memperlihatkan adanya interkorelasi positif diantara berbagai tes tersebut. Menurutnya, interkorelasi positif itu terjadi dikarenakan masing-masing tes tersebut memang mengukur suatu faktor umum yang sama, yaitu factor “g”. Namun demikian korelasi itu tidaklah sempurna, disebabkan setiap tes, disamping mengukur faktor umum yang sama, mengukur pola komponen tertentu yang spesifik bagi tes masing-masing. Faktor yang spesifik dan hanya diungkap oleh tes tertentu saja ini disebut factor “s”.

Menurut Spearman bahwa kecakapan intelektual terdiri dari dua macam. Korelasi “g” factor dan “s“ factor dalam performance. Menurut Spearman intelegensi mengandung 2 macam faktor, yaitu:
J general ability atau Faktor General(faktor”g”) faktor ini terdapat pada semua individu tapi berbeda satu dengan yang lainnya (mendasari semua faktor perilaku orang) mencakup semua kegiatan   intelektual dan dimiliki oleh semua orang.
Karakteristik faktor”g”
• Merupakan kemampuan umum yang dibawa sejak lahir
• Bersifat konstan
• Dipergunakan dalam setiap kegiatan individu
• Jumlah faktor G setiap individu berbeda
• Semakin besar jumlah G yang ada dalam diri seseorang, maka makin besar kemungkinan kesuksesan hidupnya
J specialy ability atau faktor special (Faktor “s”) faktor ini merupakan faktor yang khusus mengenai bidang tertentu (berfungsi sebagai perilaku-perilaku khusus saja) jumlah faktor ini sanagt banyak sehingga kalau pada seseorang “s” faktor dalam bidang tertentu lebih dominant maka orang itu akan menonjol dalam bidang tersebut. mencakup semua faktor khsusus tertentu yang relevan dengan tugas tertentu.
Karakteristik faktor “s”
Dipelajari dandiperoleh dari lingkungan
• Bervariasi dari kegiatan yang satu dengan lainnya dari individu yang sama
• Jumlah muatan S pada tiap-tiap individu berbeda
Menurut Spearman tiap-tiap “performance” adanya g factor dan s factor. Spearman berpendapat bahwa faktor “g” itu tergantung kepada dasar, sedangkan faktor s dipengaruhi oleh pengalaman (lingkungan).

Kedua factor ini, baik factor “g” maupun factor “s” bekerja bersama-sama sebagai suatu kesatuan. Semua factor yang spesifik akan bersama-sama membentuk single common factor “g” factor. Spearman berpendapat bahwa kemampuan seseorang bertindak dalam setiap situasi sangat bergantung pada kemampuan umum maupun kemampuan khusus. Jadi setiap factor baik factor “g” maupun factor “s” memberi sumbangan pada setiap perilaku yang intelegen.
Contoh tes inteligensi two factor theory dalam aplikasi pembelajaran matematika :
a)  faktor”g” ( faktor kemampuan umum)
kemampuan menyelesaikna masalah dan tugas-tugas secara umum seperti kemampuan menyelesaikan  soal-soal metematika
b)  faktor”s” (faktor kemampuan khusus)
      kemampuan menyelesaikan masalah dan tugas-tugas secara khusus seperti mengerjakan soal
      perkalian, penambahan dalam matematika.
 References 
1)     ↑  Spearman, C. (1904). “General intelligence” objectively determined and measured.                           "American Journal of Psychology", 15, 201–293.
2)     ↑  Spearman, C. (1923). "The nature of intelligence and the principles of cognition".
            London: Macmillan.

Rabu, 14 Maret 2012

Psikoanalisis

Psikoanalisa dapat dikatakan sebagai aliran psikologi yang paling dikenal meskipun mungkin tidak dipahami seluruhnya. Namun psikoanalisa juga merupakan aliran psikologi yang unik, tidak sama seperti aliran lainnya. Aliran ini juga yang paling banyak pengaruhnya pada bidang lain di luar psikologi, melalui pemikiran Freud.


A.Latar belakang
  • Konsep mental yang aktif.
Konsep ini terutama dianut oleh para ahli di Jerman. Pada waktu ini peran dominan strukturalisme di Jerman telah diambil alih oleh aliran Gestalt. Paham Gestalt menganggap struktur pengorganisasian mental manusia adalah inherent. Struktur ini memungkinkan manusia belajar dan mendapatkan isi mental itu sendiri. Dengan demikian, Gestalt berfokus pada konsep mental yang aktif namun tetap empiris.
Psikoanalisa mengikuti keaktifan mental dari Gestalt (Freud dengan psikodinamikanya pada level kesadaran dan non kesadaran) namun tidak empiris. Tidak seperti aliran lainnya, psikoanalisa berkembang bukan dari riset para akademisi, tapi berdasarkan pengalaman dari praktek klinis.
  • Perkembangan treatment terhadap gangguan mental.
Pada masa ini penanganan terhadap penderita gangguan mental sangat tidak manusiawi dan disamakan dengan para pelaku kriminal serta orang-orang terlantar. Reformasi dalam penanganan penderita gangguan mental diawali dengan perbaikan fasilitas pengobatan, akhirnya mengarah pada perbaikan di bidang teknik terapi bagi gangguan emosional dan perilaku.

B. Tokoh-tokoh
1. Sigmund Freud (1856-1939)
Sepanjang masa hidupnya, Freud adalah seorang yang produktif. Meskipun ia dianggap sosok yang kontroversial dan banyak tokoh yang berseberangan dengan dirinya, Freud tetap diakui sebagai salah seorang intelektual besar. Pengaruhnya bertahan hingga saat ini, dan tidak hanya pada bidang psikologi, bahkan meluas ke bidang-bidang lain. Karyanya, Studies in Histeria (1875) menandai berdirinya aliran psikoanalisa, berisi ide-ide dan diskusi tentang teknik terapi yang dilakukan oleh Freud.

a. Riwayat hidup
Freud berkebangsaan Austria, lahir 6 Mei 1856 di Pribor, (ketika itu) Austria, lalu bersama keluarganya pindah ke Wina dan terus tinggal di kota itu. Ia berasal dari keluarga miskin, ayahnya adalah pedagang bahan wol yg tdk terlalu sukses. Sejak kecil Freud sudah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Ia belajar kedokteran dan memilih spesialisasi di bidang neurologis. Dalam prakteknya sebagai ahli syaraf inilah Freud banyak mengembangkan ide dan teorinya mengenai teknik terapi psikoanalisa.

Ada dua orang yang berpengaruh besar bagi pemikiran Freud, yaitu Breuer, seorang psikiater terkenal di Wina dan Charcot, dokter syaraf terkenal di Perancis. Bersama-sama dengan Breuer, Freud menangani pasien-pasien dengan gangguan histeria yang menjadi bahan bagi tulisannya, Studies in Histeria. Dari Charcot ia banyak belajar mengenai teknik hipnosis dalam menangani pasien histeria karena Charcot mengembangkan teknik hipnose. Kelak Freud meninggalkan teknik hipnose ini karena sulit diterapkan dan mengembangkan teknik menggali ketidaksadaran lewat kesadaran, seperti free association. Dengan mengembangkan teknik ini Freud lebih percaya bahwa hal-hal di ketidaksadaran bukan dilupakan (seperti teori Charcot), tetapi direpres (ditekan ke dalam ketidaksadaran agar tidak muncul).

Pada dekade awal abad 20, psikoanalisa semakin populer dan tulisan-tulisan Freud semakin berpengaruh. Ia juga memiliki banyak pengikut/murid yang terkenal, antara lain Adler dan Jung. Mulai terbentuk forum-forum diskusi rutin antar ahli psikoanalisa dimana mereka dapat mendiskusikan konsep-konsep psikoanalisa. Pada tahun 1909, Freud diundang oleh G. Stanley Hall untuk berpidato di Clark Uni, salah satu uni besar di AS, dan dengan demikian Freud juga sudah diakui di AS. Pada tahun 1910 International Psychoanalysis Association terbentuk dan Jung menjadi ketua pertamanya. Para kolega Freud memprotes hal ini dan membela Freud untuk menjadi ketuanya. Hubungan Jung dan Freud akhirnya terganggu.

Freud meninggalkan Austria pada saat Hitler semakin berkuasa dan posisinya sebagai intelektual Yahudi memberinya berbagai kesulitan. Melalui usaha Ernest Jones, seorang Inggris dan dubes Inggris di Austria, pada tahun 1938 Freud keluar dari Austria dan berimigrasi ke Inggris hingga akhir hayatnya di 1939.
b. Pemikiran dan teori
  • Freud membagi mind ke dalam consciousness, preconsciousness dan unconsciousness. Dari ketiga aspek kesadaran, unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling penting dalam menentukan perilaku manusia (analoginya dengan gunung es). Di dalam unsconscious tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan instink. Preconsciousness berperan sebagai jembatan antara conscious dan unconscious, berisi ingatan atau ide yang dapat diakses kapan saja. Consciousness hanyalah bagian kecil dari mind, namun satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung dengan realitas.
  • Freud mengembangkan konsep struktur mind di atas dengan mengembangkan ‘mind apparatus’, yaitu yang dikenal dengan struktur kepribadian Freud dan menjadi konstruknya yang terpenting, yaitu id, ego dan super ego.
    • Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera.
    • Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral.
    • Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntuta moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah.
    Ego selalu menghadapi ketegangan antara tuntutan id dan superego. Apabila tuntutan ini tidak berhasil diatasi dengan baik, maka ego terancam dan muncullah kecemasan (anxiety). Dalam rangka menyelamatkan diri dari ancaman, ego melakukan reaksi defensif /pertahanan diri. Hal ini dikenal sebagai defense mecahnism yang jenisnya bisa bermacam-macam.
c. Pendapat Freud
  • Sebagai orang pertama yang menyentuk konsep-konsep psikologi seperti peran ketidaksadaran (unconsciousness), anxiety, motivasi, pendekatan teori perkembangan untuk menjelaskan struktur kepribadian
  • Posisinya yang kukuh sebagai seorang deterministik sekaligus menunjukkan hukum-hukum perilaku, artinya perilaku manusia dapat diramalkan
  • Freud juga mengkaji produk-produk budaya dari kacamata psikoanalisa, seperti puisi, drama, lukisan, dan lain-lain. Oleh karenanya ia memberi sumbangan juga pada analisis karya seni
d. Kritik Freud
  • Metode studinya yang dianggap kurang reliabel, sulit diuji secara sistematis dan sangat subyektif
  • Konstruk-konstruk teorinya juga sulit diuji secara ilmiah sehingga diragukan keilmiahannya. Beberapa konsepnya bahkan dianggap fiksi, seperti Oedipus complex
  • Bagi aliran behaviorist, yang dilakukan Freud adalah mempelajari intervening variable
Freud banyak memiliki murid. Tidak semuanya akan dibahas, hanya dua dari para pengikut itu yang akan dibahas di sini, yaitu Adler dan Jung.


2. Alfred Adler (1870-1937)
Adler mengembangkan yang disebut sebagai Individual Psychology. Banyak konsep Freud yang diikutinya, antara lain mengenai level kesadaran. Namun Adler menekankan pada faktor kesadaran/unsur ego . Teorinya banyak menyentuh unsur lingkungan sosial sehingga ia juga dikenal sebagai seorang psikoanalis sosial yang pertama. Sebagai seorang pengikut Freud, Adler memilih jalan berbeda dari Freud dan menganggap teori Freud sangat menekankan unsur seksual sehingga kurang realistis.
  • Adler di Wina dari keluarga pedagang yang berada. Sejak kecil ia sakit-sakitan dan hal ini menumbukan cita-cita untuk menjadi seorang dokter. Pada tahun 1895 ia lulus kedokteran dari Universitas Wina, lalu berpraktek sebagai dokter mata sebelum akhirnya menekuni bidang psikiatri dan menjadi psikiater.
  • Konsep utama Adler adalah organ inferiority. Berangkat dari teorinya tentang adanya inferiority karena kekurangan fisik yang berusaha diatasi manusia, ia memperluas teorinya dengan menyatakan bahwa perasaan inferior adalah universal. Setiap manusia pasti punya perasaan inferior karena kekurangannya dan berusaha melakukan kompensasi atas perasaan ini. Kompensasi ini bisa dalam bentuk menyesuaikan diri ataupun membentuk pertahanan yang memungkinkannya mengatasi kelemahan tsb.
  • Selanjutnya, Adler juga membahas tentang striving for superiority, yaitu dorongan untuk mengatasi inferiority dengan mencapai keunggulan. Dorongan ini sifatnya bawaan dan merupakan daya penggerak yang kuat bagi individu sepanjang hidupnya. Adanya striving for superiority menyebabkan manusia selalu berkembang ke arah kesempurnaan. Teorinya ini yang membuat Adler memiliki pandangn lebih optimis dan positif terhadap manusia serta lebih berorientasi ke masa depan dibandingkan Freud yang lebih berorientasi ke masa lalu.

3. Carl Gustav Jung (1875-1961)
Dikenal mengembangkan Analytical Psychology. Sebagai murid Freud, Jung juga mengajukan keberatan terhadap beberapa konsep utama Freud yang menyebabkan hubungan keduanya renggang dan retak. Perbedaan utama Jung dan Freud terletak pada pandangan mereka tentang ketidaksadaran. Meskipun keduanya sama-sama menekankan ketidaksadaran sebagai penentu perilaku manusia (bahkan Jung lebih kuat dalam hal ini), tapi mereka berbeda posisi tentang asal ketidaksadaran ini. Freud mengatakan bahwa unsur seksual adalah faktor utama dan dominan dalam ketidaksadaran sementara Jung sangat tidak setuju dgn pandangan ini dan menyatakan bahwa sumber ketidaksadaran adalah warisan dari nenek moyang sehingga sifatnya sosial dan tergantung kelompok ras
  • Jung lahir di Swiss, ayahnya adalah pendeta dan unsur religius nantinya akan banyak berperan dalam pemikiran-pemikirannya. Ia belajar kedokteran di Universitas Basel, lulus 1900. Kemudian ia ditunjuk bekerja di klinik psikiatri Universitas Zurich tahun 1909. Ia adalah ketua pertama International Psychoanalitic Association tahun 1911. Tahun 1914 ia mengundurkan diri dari posisinya tersebut dan mendirikan analytical psychology. Pada tahun 1920an ia banyak melakukan ekspedisi lapangan ke Afrika dan Amerika Selatan sambil meneliti dan mengembangkan teorinya. Ekspedisi ini secara signifikan mempengaruhi teori-teorinya yang kental unsur budayanya. Tahun 1948 C.G. Jung Institute didirikan di Zurich untuk mengembangkan teorinya dan teknik terapinya.
  • Jung menekankan pada aspek ketidaksadaran dengan konsep utamanya, collective unconscious. Konsep ini sifatnya transpersonal, ada pada seluruh manusia. Hal ini dpt dibuktikan melalui struktur otak manusia yang tidak berubah. Collective unconscious terdiri dari jejak ingatan yang diturunkan dari generasi terdahulu, cakupannya sampai pada masa pra-manusia. Misalnya, cinta pada orangtua, takut pada binatang buas,dan lain-lain. Collective unconscious ini menjadi dasar kepribadian manusia karena didalamnya terkandung nilai dan kebijaksanaan yang dianut manusia.
  • Ide-ide yang diturunkan atau primordial images disebut sebagai archetype. Terbentuk dari pengalaman yang berulang dalam kurun waktu yang lama. Ada beberapa archetype mendasar pada manusia, yaitu persona, anima, shadow, self. Archetype inilah yang menjadi isi collective unconsciousness.


Evaluasi Adler dan Jung
  • Adler dikenal dengan sumbangan teorinya yang optimistik dan berorientasi pada masa depan dalam memandang manusia
  • Jung memasukkan unsur budaya dalam aliran psikoanalisa sehingga teorinya juga menjangkau bidang luas seperti sejarah, seni, dan lain-lain. Berdasarkan teori Jung, para ahli tes psikologi seperti Eysenck dan Cattell menyusun tes kepribadian setelah menguji validitas teori Jung secara statistik
  • Kritik terhadap Jung dan Adler sama seperti kelemahan Freud, ditujukan pada "keilmiahan" konsep teori keduanya.

Gordon Allport
1897 – 1967


 



Gordon Allport
Born November 11, 1897
Montezuma, Indiana
Died October 9, 1967
Cambridge, Massachusetts
Nationality United States
Fields Psychology
Alma mater Harvard





Gordon Allport lahir di Montezuma, Indiana, pada tahun 1897, bungsu dari empat bersaudara. Anak laki-laki pemalu dan rajin, ia menggoda cukup sedikit dan tinggal masa kecil yang cukup terpencil. Ayahnya adalah seorang dokter desa, yang berarti bahwa Gordon tumbuh dengan pasien ayahnya dan perawat dan semua perlengkapan rumah sakit mini. Semua orang bekerja keras. Awal kehidupan-Nya dinyatakan cukup menyenangkan dan lancar.
Salah satu kisah Allport selalu disebutkan dalam biografi nya: Ketika ia berusia 22, ia melakukan perjalanan ke Wina. Dia telah mengatur untuk bertemu dengan Sigmund Freud. Ketika tiba di kantor Freud, dia menyebutkan bahwa dia telah melihat seorang anak kecil yang sangat sedih di bus karena harus duduk di mana seorang pria tua yang kotor duduk sebelumnya. Gordon pikir ini adalah sesuatu yang mungkin ia pelajari dari ibunya, jenis yang sangat rapi dan tampaknya lebih dominan. Freud, bukannya mengambil sebagai pengamatan sederhana, membawanya menjadi ekspresi dari beberapa proses, dalam bawah sadar dalam pikiran Gordon, dan berkata "Dan apakah anak kecil itu Anda?
Pengalaman ini membuatnya sadar bahwa psikologi mendalam kadang menggali terlalu dalam, dengan cara yang sama bahwa ia telah lebih awal menyadari bahwa behaviorisme sering tidak menggali cukup mendalam!
Allport menerima gelar Ph.D. di Psikologi pada tahun 1922 dari Harvard, mengikuti langkah kaki saudaranya Floyd, yang menjadi seorang psikolog sosial yang penting. Karirnya yang digunakan untuk mengembangkan teorinya, memeriksa isu-isu sosial seperti prasangka, dan mengembangkan tes kepribadian. Ia meninggal di Cambridge Massachusetts pada tahun 1967.


 



Teori

Satu hal yang memotivasi manusia adalah kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan hidup biologis,
yang Allport sebut sebagai fungsi oportunistik. Dia mencatat bahwa fungsi oportunistik dapat dicirikan sebagai reaktif, past-oriented, dan, tentu saja biologis.
Tapi Allport merasa bahwa fungsi oportunistik relatif tidak penting untuk memahami sebagian besar perilaku manusia. Kebanyakan perilaku manusia, ia percaya, termotivasi oleh sesuatu yang sangat berbeda - berfungsi dengan cara yang ekspresif dari diri - yang disebutnya berfungsi propriate. Sebagian besar dari apa yang kita lakukan dalam hidup adalah masalah menjadi siapa kita! Fungsi propriate dapat dicirikan sebagai proaktif, berorientasi masa depan, dan psikologis.

Untuk mendapatkan nuansa intuitif untuk apa artinya fungsi propriate, memikirkan terakhir kali Anda ingin melakukan sesuatu atau menjadi sesuatu karena Anda benar-benar merasa bahwa melakukan atau menjadi sesuatu yang akan ekspresif hal tentang diri Anda yang Anda yakini sebagai yang paling penting. Ingat terakhir kali Anda melakukan sesuatu untuk mengekspresikan diri Anda, terakhir kali Anda mengatakan kepada diri sendiri, "itu benar-benar aku!" Melakukan hal-hal sesuai dengan apa yang Anda sebenarnya, itu berfungsi propriate.

Proprium

Propriate berasal dari proprium kata, yaitu nama Allport untuk itu konsep yang esensial, diri. Begitu banyak penekanan pada diri atau proprium, Allport ingin mendefinisikannya secermat mungkin. Dia datang pada tugas yang dari dua arah, fenomenologis dan fungsional.

Pertama, fenomenologis, yaitu diri sebagai berpengalaman: Ia menyarankan bahwa diri terdiri dari aspek mengalami yang Anda lihat sebagai yang paling penting (bukan insidental atau tidak disengaja), hangat (atau "berharga," sebagai lawan dari emosional keren ), dan pusat (sebagai lawan perifer).
Definisi fungsional Nya menjadi teori perkembangan dengan sendirinya. Diri memiliki tujuh fungsi, yang cenderung muncul pada waktu tertentu dalam kehidupan seseorang :
1. Rasa tubuh
 
2. Identitas diri
 
3. Penghargaan diri
 
4. Self-ekstensi
 
5. Citra diri
 
6.Mengatasi Rasional
 
7. Propriate berjuang

1. Rasa tubuh
Berkembang dalam dua tahun pertama kehidupan. Kami memiliki satu, kita merasa kedekatan, kehangatannya. Ini memiliki batas-batas yang sakit dan cedera, sentuhan dan gerakan, membuat kita sadar. Allport memiliki demonstrasi favorit dari aspek diri: Bayangkan ludah meludah ke dalam cangkir - dan kemudian minum itu! Apa masalahnya? Ini hal yang sama Anda menelan sepanjang hari! Tapi, tentu saja, itu telah keluar dari diri Anda dan menjadi tubuh, dengan demikian, asing bagi Anda.

2. Identitas diri
Juga berkembang dalam dua tahun pertama. Akan tiba titik itu kita mengakui diri sebagai melanjutkan, karena memiliki masa lalu, sekarang, dan masa depan. Kita melihat diri kita sebagai entitas individu, terpisah dan berbeda dari orang lain. Kami bahkan memiliki nama! Apakah Anda akan menjadi orang yang sama ketika Anda bangun besok? Tentu saja - kita mengambil kontinuitas yang begitu saja.

3. Harga diri
Brkembang antara dua dan empat tahun. Ada juga saatnya kita mengakui bahwa kita memiliki nilai untuk orang lain dan untuk diri kita sendiri. Hal ini terutama terkait dengan pembangunan berkelanjutan kompetensi kita

4. Self-ekstensi
Berkembang antara empat dan enam. Hal-hal tertentu, orang, dan kejadian di sekitar kita juga datang untuk dianggap sebagai pusat dan hangat, yang penting untuk keberadaan saya. "Saya" sangat dekat "saya!" Beberapa orang mendefinisikan diri mereka dalam hal orang tua mereka, pasangan, atau anak-anak, masyarakat, perguruan tinggi, atau bangsa. Beberapa menemukan identitas mereka dalam kegiatan: Saya seorang psikolog, mahasiswa, tukang batu. Beberapa menemukan identitas di tempat: rumah saya, kampung halaman saya. Ketika anak saya melakukan kesalahan, mengapa saya merasa bersalah?
 
5. Citra diri
Juga berkembang antara empat dan enam. Ini adalah "cari-kaca diri," kata saya sebagai orang lain melihat saya. Ini adalah kesan saya buat pada orang lain, "lihat," saya saya harga diri atau status sosial, termasuk identitas seksual saya. Ini adalah awal dari apa yang orang lain sebut hati nurani, diri ideal, dan persona.

6. Mengatasi Rasional
dipelajari terutama di tahun dari enam sampai dua belas. Anak mulai mengembangkan kemampuan nya untuk menangani masalah-masalah hidup secara rasional dan efektif. Hal ini analog dengan Erikson "industri."

7. Propriate berjuang
Biasanya tidak dimulai sampai setelah dua belas tahun. Ini adalah diriku sebagai tujuan, ideal, rencana, panggilan, sebuah arah baru, rasa tujuan. Puncak dari propriate berjuang, menurut Allport, adalah kemampuan untuk mengatakan bahwa saya adalah pemilik hidup saya - yaitu pemilik dan operator!
(Seseorang tidak bisa melihat periode waktu Allport menggunakan - mereka sangat dekat dengan periode waktu tahapan Freud Tapi harap dipahami bahwa skema Allport bukan teori tahap - hanya deskripsi dari cara yang biasa orang mengembangkan!. ) Sifat atau disposisi
Sekarang, sebagai proprium sedang mengembangkan dengan cara ini, kami juga mengembangkan sifat-sifat pribadi, atau disposisi pribadi. Allport awalnya menggunakan kata sifat, tetapi menemukan bahwa begitu banyak orang berasumsi maksudnya sifat seperti yang dirasakan oleh seseorang melihat orang lain atau diukur dengan tes kepribadian, bukan sebagai yang unik, karakteristik individu dalam seseorang, bahwa ia berubah ke disposisi.
Sebuah disposisi pribadi didefinisikan sebagai "struktur neuropsychic umum (khas bagi individu), dengan kapasitas untuk membuat rangsangan banyak fungsional setara, dan untuk memulai dan membimbing konsisten (setara) bentuk perilaku adaptif dan gaya."

Sebuah disposisi pribadi menghasilkan ekuivalensi dalam fungsi dan makna antara persepsi berbagai, keyakinan, perasaan, dan tindakan yang tidak selalu setara di alam, atau dalam pikiran orang lain. Seseorang dengan "takut komunisme" disposisi pribadi mungkin menyamakan Rusia, liberal, dosen, striker, aktivis sosial, lingkungan, feminis, dan sebagainya. Dia mungkin benjolan mereka semuanya dan menanggapi salah satu dari mereka dengan satu set perilaku yang mengekspresikan ketakutannya: berpidato, menulis surat, suara, mempersenjatai dirinya sendiri, marah, dll
Cara lain untuk menempatkan itu adalah untuk mengatakan bahwa disposisi adalah beton, dengan mudah, konsistensi dalam perilaku kita.
Allport percaya bahwa sifat-sifat dasarnya yang unik untuk setiap individu: "takut komunisme" Satu orang adalah tidak sama dengan yang lain itu. Dan Anda tidak bisa mengharapkan bahwa pengetahuan orang lain akan membantu Anda memahami satu orang tertentu. Untuk alasan ini, Allport sangat mendorong apa yang disebut metode idiografis - metode yang difokuskan pada mempelajari satu orang pada satu waktu, seperti wawancara, observasi, analisis surat atau buku harian, dan sebagainya. Yang saat ini umumnya disebut sebagai metode kualitatif..


Allport tidak menyadari bahwa dalam setiap budaya tertentu, ada ciri-ciri umum atau disposisi, yang merupakan bagian dari budaya itu, bahwa setiap orang dalam budaya yang mengakui dan nama. Dalam budaya kita, biasanya kita membedakan antara introvert dan extraverts atau liberal dan konservatif, dan kita semua tahu (secara kasar) apa yang kita maksud. Tapi budaya lain mungkin tidak mengenali ini

 
Allport mengakui bahwa beberapa ciri yang lebih erat dengan proprium (diri sendiri) daripada yang lain. Sifat Tengah adalah blok bangunan dari kepribadian Anda. Ketika Anda menggambarkan seseorang,  Anda cenderung menggunakan kata-kata yang mengacu pada sifat-sifat utama: pintar, bodoh, liar, malu, licik, tolol, pemarah, dll. Dia mencatat bahwa kebanyakan orang memiliki suatu tempat antara lima dan sepuluh ini.

Ada juga sifat-sifat sekunder, yang yang tidak begitu jelas, atau lebih umum, atau lebih konsisten. Preferensi, sikap, sifat situasional semua sekunder. Misalnya, "mendapatkan dia marah ketika Anda mencoba untuk menggelitik dia," "dia memiliki beberapa preferensi seksual sangat luar biasa," dan "Anda tidak bisa membawanya ke restoran."
Tapi kemudian ada sifat kardinal. Ini adalah ciri bahwa beberapa orang memiliki yang secara praktis menentukan hidup mereka. Seseorang yang menghabiskan hidup mereka mencari ketenaran, atau keberuntungan, atau seks adalah orang seperti itu. Seringkali kita menggunakan orang-orang sejarah yang spesifik untuk menyebutkan ciri-ciri utamanya: Gober (keserakahan), Joan of Arc (heroik pengorbanan diri), Ibu Teresa (ibadah), Marquis de Sade (sadisme), Machiavelli (kekejaman politik), dan sebagainya. Relatif sedikit orang mengembangkan sifat kardinal. Jika mereka melakukannya, ia cenderung terlambat dalam hidup.

Jika Anda memiliki proprium berkembang dengan baik dan satu set, kaya adaptif disposisi, Anda telah mencapai kematangan psikologis, istilah Allport untuk kesehatan mental. Daftar tujuh karakteristik:
1.       Spesifik, abadi ekstensi diri, keterlibatan yaitu.
2.       Diandalkan teknik untuk hangat berhubungan dengan orang lain (misalnya kepercayaan,  empati, keaslian, toleransi.  
3.       Emosional keamanan dan penerimaan diri.
4.        Kebiasaan persepsi realistis (sebagai lawan defensif).
5.        Masalah-centeredness, dan pengembangan kemampuan memecahkan masalah.  
6.       Self-objektifikasi - wawasan tentang perilaku sendiri, kemampuan untuk menertawakan diri sendiri, dll.
7.       Sebuah filosofi pemersatu kehidupan, termasuk orientasi nilai tertentu, sentimen agama berbeda, dan hati nurani pribadi.


Fungsional otonomi

Allport tidak percaya melihat terlalu banyak ke masa lalu seseorang untuk memahami sekarang ini. Kepercayaan ini paling jelas terlihat dalam konsep otonomi fungsional : motif Anda hari ini adalah independen (otonom) dari asal-usul mereka. Tidak masalah, misalnya, mengapa Anda ingin menjadi dokter, atau mengapa Anda mengembangkan rasa untuk buah zaitun atau untuk kinky sex, faktanya adalah bahwa ini adalah cara Anda sekarang!

Otonomi Fungsional datang dalam dua rasa :
1.       Yang pertama adalah otonomi fungsional perseverative. Ini mengacu pada dasarnya kebiasaan - perilaku yang tidak lagi melayani tujuan awal mereka, tetapi masih terus berlanjut. Anda mungkin telah mulai merokok sebagai simbol pemberontakan remaja, misalnya, tapi sekarang Anda merokok karena Anda tidak bisa berhenti! Sosial ritual seperti mengatakan "berkah bagimu" saat seseorang bersin punya alasan sekali waktu (selama wabah, bersin merupakan gejala yang jauh lebih serius dari saat ini!), Tapi sekarang terus karena dipandang sebagai sopan.

2.        Otonomi fungsional propriate  adalah sesuatu yang sedikit lebih mengarahkan diri sendiri dari kebiasaan. Nilai adalah contoh biasa. Mungkin Anda dihukum karena bersikap egois ketika Anda masih kecil. Itu tidak dengan cara apapun mengurangi terkenal kemurahan hati Anda hari ini - telah menjadi nilai Anda!

Mungkin Anda dapat melihat bagaimana gagasan otonomi fungsional mungkin berasal dari frustrasi Allport dengan Freud (atau behavioris). Tentu saja, itu tidak berarti bahwa itu hanya keyakinan defensif di pihak Allport!

Gagasan otonomi fungsional propriate - nilai - Allport timah dan rekannya Vernon dan Lindzey untuk mengembangkan kategorisasi nilai (dalam sebuah buku berjudul Studi Nilai, 1960) dan tes nilai. Klik di sini untuk "demo" dari tes nilai!

1. teoritis -, seorang ilmuwan misalnya, nilai-nilai kebenaran.
2. ekonomi - seorang pengusaha mungkin kegunaan nilai.
3. estetika - seniman alami menghargai keindahan.
4. sosial - perawat mungkin memiliki cinta yang kuat orang.
5. politik - seorang politisi daya mungkin nilai.
6. religius - seorang biarawan atau biarawati mungkin nilai-nilai persatuan.

Sebagian besar dari kita, tentu saja, memiliki beberapa nilai-nilai ini pada tingkat yang lebih moderat, ditambah kita mungkin menghargai satu atau dua ini cukup negatif. Ada tes modern yang digunakan untuk membantu anak-anak menemukan karir mereka yang memiliki dimensi sangat mirip.

Kesimpulan

Allport adalah salah satu teori yang begitu benar tentang begitu banyak hal yang ide-idenya telah cukup diturunkan ke dalam semangat zaman. Teorinya adalah salah satu teori humanistik pertama, dan akan mempengaruhi orang lain, termasuk Kelly, Maslow, dan Rogers. Salah satu aspek menguntungkan dari teorinya adalah penggunaan aslinya dari sifat kata, yang menjatuhkan murka sejumlah situasional behavioris berorientasi yang akan jauh lebih terbuka terhadap teorinya jika mereka mau repot-repot memahaminya. Tapi itu selalu menjadi kelemahan psikologi pada umumnya dan kepribadian khususnya : Ketidaktahuan dari masa lalu dan teori-teori dan penelitian orang lain.