Teori Inteligensi Charles Spearman
(1863 – 1945)
Intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan
diri terhadap lingkungan atau belajar dari pengalaman.
♫
Biografi Singkat
Charles Spearman adalah murid Wundt di Leipzig dan Galton di London. Ia
memulai karirnya sebagai psikolog dan pada tahun 1904 ia meletakkan dasar
psikonometri sebagai salah satu ilmu kuantitatif. Konsep one factor yang diusulkannya menyebabkan ia memperoleh julukan “the father of factor analysis”.
Spearman memiliki latar belakang yang tidak biasa bagi seorang psikolog. Awalnya
ia mulai berkarir selama 15 tahun sebagai perwira di Angkatan Darat Inggris
namun, mengundurkan diri untuk belajar untuk PhD dalam psikologi eksperimental.
Di Inggris, psikologi secara umum dipandang sebagai cabang filsafat dan
Spearman memilih untuk studi di Leipzig
di bawah Wilhelm Wundt dan memperoleh gelar pada tahun 1906.
Spearman bertemu dan terkesan psikolog William McDougall yang meminta Spearman untuk menggantikan dia ketika dia meninggalkan posisinya di University College London. Spearman bekerja di University College sampai ia pensiun pada tahun 1931. Awalnya ia sebagai kepala laboratorium psikologi kecil. Pada tahun 1911 ia dipromosikan ke jabatan guru Grote dari Filsafat Pikiran dan Logika. Gelarnya diubah menjadi Profesor Psikologi pada tahun 1928. Puncak prestasi Spearman adalah penemuan faktor umum dalam kecerdasan manusia (Spearman, 1904) dan pengembangan selanjutnya tentang teori “g” (Spearman, 1923) dan sintesis kerja empiris pada kemampuan ( Spearman, 1927).
♫
Teori inteligensi
Teori dua factor (the
two-factor theory), yang dikembangkan oleh Charles Spearman
(seorang psikolog Inggris) mendasarkan teorinya pada analisis factor
intelegensi. Menurut Spearman, kecerdasan ialah kemampuan umum untuk berpikir
dan menimbang. Pandangan Spearman mengenai inteligensi ini ditujukkan
dalam teorinya mengenai kemampuan mental yang populer dengan nama teori dua
faktor (two factor theory).
Awal penjelasannya mengenai teori
ini berangkat dari analisis korelasional yang dilakukan terhadap skor
seperangkat tes yang mempunyai tujuan dan fungsi ukur yang berlainan. Hasil
analisisnya memperlihatkan adanya interkorelasi positif diantara berbagai tes
tersebut. Menurutnya, interkorelasi positif itu terjadi dikarenakan
masing-masing tes tersebut memang mengukur suatu faktor umum yang sama, yaitu
factor “g”. Namun demikian korelasi itu tidaklah sempurna, disebabkan setiap
tes, disamping mengukur faktor umum yang sama, mengukur pola komponen tertentu
yang spesifik bagi tes masing-masing. Faktor yang spesifik dan hanya diungkap
oleh tes tertentu saja ini disebut factor “s”.
Menurut Spearman bahwa kecakapan intelektual terdiri dari dua macam.
Korelasi “g” factor dan “s“ factor dalam performance. Menurut Spearman
intelegensi mengandung 2 macam faktor, yaitu:
J general ability atau Faktor
General(faktor”g”) faktor ini terdapat pada semua individu tapi berbeda satu
dengan yang lainnya (mendasari semua faktor perilaku orang) mencakup semua
kegiatan intelektual dan dimiliki oleh
semua orang.
Karakteristik
faktor”g”
• Merupakan kemampuan umum yang dibawa sejak lahir
• Bersifat konstan
• Dipergunakan dalam setiap kegiatan individu
• Jumlah faktor G setiap individu berbeda
• Semakin besar jumlah G yang ada dalam diri seseorang, maka makin besar kemungkinan kesuksesan hidupnya
• Merupakan kemampuan umum yang dibawa sejak lahir
• Bersifat konstan
• Dipergunakan dalam setiap kegiatan individu
• Jumlah faktor G setiap individu berbeda
• Semakin besar jumlah G yang ada dalam diri seseorang, maka makin besar kemungkinan kesuksesan hidupnya
J specialy ability atau
faktor special (Faktor “s”) faktor ini merupakan faktor yang khusus mengenai bidang
tertentu (berfungsi sebagai perilaku-perilaku khusus saja) jumlah faktor ini
sanagt banyak sehingga kalau pada seseorang “s” faktor dalam bidang tertentu
lebih dominant maka orang itu akan menonjol dalam bidang tersebut. mencakup
semua faktor khsusus tertentu yang relevan dengan tugas tertentu.
Karakteristik faktor “s”
• Dipelajari dandiperoleh dari lingkungan
• Bervariasi dari kegiatan yang satu dengan lainnya dari individu yang sama
• Jumlah muatan S pada tiap-tiap individu berbeda
• Dipelajari dandiperoleh dari lingkungan
• Bervariasi dari kegiatan yang satu dengan lainnya dari individu yang sama
• Jumlah muatan S pada tiap-tiap individu berbeda
Menurut Spearman tiap-tiap “performance”
adanya g factor dan s factor. Spearman berpendapat bahwa faktor “g”
itu tergantung kepada dasar, sedangkan faktor s dipengaruhi oleh pengalaman
(lingkungan).
Kedua factor ini, baik factor “g”
maupun factor “s” bekerja bersama-sama sebagai suatu kesatuan. Semua factor
yang spesifik akan bersama-sama membentuk single common factor “g” factor.
Spearman berpendapat bahwa kemampuan seseorang bertindak dalam setiap situasi
sangat bergantung pada kemampuan umum maupun kemampuan khusus. Jadi setiap
factor baik factor “g” maupun factor “s” memberi sumbangan pada setiap perilaku
yang intelegen.
Contoh tes inteligensi two factor theory dalam aplikasi pembelajaran matematika :
a) faktor”g”
( faktor kemampuan umum)
kemampuan menyelesaikna masalah dan
tugas-tugas secara umum seperti kemampuan menyelesaikan soal-soal metematika
b) faktor”s”
(faktor kemampuan khusus)
kemampuan menyelesaikan masalah dan
tugas-tugas secara khusus seperti mengerjakan soal
perkalian, penambahan dalam
matematika.
References
1) ↑ Spearman, C. (1904). “General intelligence” objectively determined and measured. "American Journal of Psychology", 15, 201–293.
2) ↑ Spearman, C. (1923). "The nature of intelligence and the principles of cognition".
London: Macmillan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar