Senin, 30 April 2012


Anda bukanlah pikiran Anda
 
Seorang penakut suatu malam melewati area pekuburan. Banyak pikiran bekecamuk dalam dirinya, kumpulan informasi-informasi negatif tiba-tiba bermunculan dalam benaknya. Dunia mistis, cerita-cerita seram yang ia dengar dan keadaan sepi waktu itu seolah mendorong membentuk proyeksi mental yang mencekam. Dia pun lari sekuat-kuatnya, ingin menjauh dan keluar dari suasana yang menakutkan itu. Namun ia tak sadar bahwa malam berikutnya ia akan kembali melewati tempat itu.
Pada keadaan lain, seorang bijak sedang berusaha memecahkan suatu masalah. Duduk dengan tenang dan pikirannya tertuju pada apa yang semestinya ia lakukan. Kadang dia kelihatan fokus pada sumber yang dibacanya, namun bukan berarti tidak mengindahkan sekelilingnya. Sejenak diantaranya dia merespon dengan lembut pertanyaan putrinya yang lucu. Dia menjalaninya dengan kedamaian, rasa bahagia dan pengertian yang luas. Demikianlah hingga ia dapat menuntaskan sebagian kegiatannya itu.
Dua gambaran tersebut menceritakan dua sebab dan dua akibat yang berbeda. Pada cerita pertama seorang penakut yang tak mampu mengendalikan pikirannya sehingga terjebak dalam situasi yang dibuatnya sendiri. Pada kisah kedua seorang bijak yang telah mampu mengendalikan dirinya sehingga mampu memberikan tanggapan yang terbaik pada setiap situasi kehidupannya.
Para pembaca, mungkin kita pernah mengalami salah satu sebab atau keduanya dari kejadian tersebut yang hal itu tentu akan berpengaruh pada alur kehidupan kita. Jika kita mencoba menganalisis pola cerita tersebut dengan pola sebab-akibat : 


  1. Kisah si penakut
        Sebab :
A.      pikiran berkecamuk, informasi negatif (cerita seram dsb.) di masa lampau bermunculan tanpa diundang = tidak dapat mengendalikan pikirannya sendiri
B.      keadaan sekitar sepi = suasana kehidupan luar pribadi
Akibat : A. rasa ingin menjauh dan keluar = khawatir terhadap keadaannya .

Sehingga didapat : tidak dapat mengendalikan pikiran + suasana kehidupan di luar = menimbulkan rasa khawatir, gundah, tidak menentu, rasa sakit, penderitaan batin atau jenis ketidakbahagiaan yang sulit di-encoding melalui kata-kata.

Keadaan tersebut (khawatir, gundah, dan sejenisnya) mendorong si penakut untuk berlari. Dalam kondisi lain (di luar cerita) bentuk emosi negatif tersebut mampu mendesak/ menekan seseorang melakukan tindakan yang lebih ekstrim, seperti : konflik dengan orang lain(menyakiti,membunuh,dll), melakukan kegiatan yang dianggap cocok dengan situasi emosinya (meski bertentangan dengan nalurinya), menyakiti diri sendiri, atau bahkan bunuh diri!

Kemudian pertanyaannya, karena kita tidak menginginkan situasi tersebut, apa yang mesti kita usahakan?
Salah satunya, kita dapat belajar dari cerita kedua. 


2. Kisah orang bijak

        Sebab :
A.      pikiran tertuju = mampu mengendalikan pikiran sendiri
B.      menjalani dengan kedamaian, rasa bahagia = menjalani dengan perasaan tanpa konflik, merasa sama/satu dengan yang lainnya
C.      pengertian yang luas = memandang tidak hanya dari pemahaman pribadi, bersikap obyektif
Akibat : A. dapat memfokuskan diri tanpa tidak mengindahkan sekelilingnya = bersikap adil, mampu berbuat yang terbaik pada setiap situasi hidup.

Sehingga didapat : mampu mengendalikan pikiran + merasa satu dengan yang lain + bersikap obyektif = dapat mewujudkan pribadi yang adil dan mampu berbuat yang terbaik dalam setiap kehidupannya, rasa syukur, rasa bahagia, damai, cinta kasih.

Kondisi ini mendorong si bijak untuk memberikan reaksi positif dan selaras dengan nuraninya pada setiap situasi, salah satunya menjawab dengan lembut pertanyaan putrinya, walaupun dia sedang berusaha menyelesaikan masalahnya. Dengan demikian kita dapat memilih akibat apakah yang kita harapkan? Dan hal itu dapat dipengaruhi dengan sebab yang kita perbuat sebelumnya.

Jumat, 27 April 2012


Tugas Mini Proyek Awal

Topik 

Peran Teknologi sebagai Media Belajar

Judul 
Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebagai media belajar pada siswa SMA

Pendahuluan 
            Tidak dapat dipungkiri bahwa proses perkembangan edukasi di zaman ini tentu juga melibatkan kemajuan teknologi yang tengah berkembang pada saat ini. Teknologi dapat dimanfaatkan sebagai sebuah media pembantu dalam dunia pendidikan dan tentunya dalam dunia pendidikan dan tentunya dalam proses belajar. Dalam bidang pendidikan, Teknologi Informasi telah menggantikan posisi buku, guru dan system pengajaran yang sebelumnya masih bersifat tertib dan teratur. Tetapi, teknologi itu sendiri adalah merupakan hal yang kompleks, terutama bagi para pelajar. Maka dari itu, kelompok kami memilih tema “Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai media belajar pada siswa SMA”. Dalam hal ini, kami membahas bagaimana proses pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan dan proses belajar, terutam Teknologi Informasi dan Komunikasi oleh para peljar di sekolah-sekolah tingkat menengah ke atas (SMA) sebagai media belajarnya.
            Teknologi Informasi dan Komunikasi itu sendiri mempunyai dampak positif dan negatif bagi dunia pendidikan. Hal ini didukung oleh banyak faktor yang mempengaruhinya dan dapat terlihat dari segi system pendidikan, sarana pendidikan, penyaluran, penyampaian sampai penerimaan pendidikan itu sendiri. Teknologi dalm dunia pendidikan memegang peranan yang penting, terutama setelah berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti computer, handphone (HP), smartphone, netbook, PC tablet, dan lain-lain. Peranan teknologi saat ini berpengaruh dalam hal penyampaian materi. Pendidikan yang memasukkan unsur teknologi di dalamnya, juga mendukung prinsip konstruktivisme yang merupakan inti dari filsafat pendidikan.

Landasan Teori
            Konstruktivisme merupakan komponen terpenting dari integrasi teknologi. Konstruktivisme merupakan suatu pandangan mengenai bagaimana seorang belajar, yaitu menjelaskan bagaimana manusia membangun pemahaman dan pengetahuannya mengenai duni sekitarnya melalui pengenalan terhadap benda-benda di sekitarnya yang direfleksikan melalui pengalamannya (Piaget, 1967). Untuk mengimplementasikan konstruktivisme di dalam kelas, guru harus berkeyakinan bahwa peserta didik ketika datang ke kelas pemikirannya tidak kosong dengan pengetahuan.  Mereka datang ke dalam situasi belajar dengan pengetahuan, gagasan, dan pemahaman yang sudah ada dalam pemikiran mereka. Jika sesuai, pengetahuan awal inilah yang merupakan materi dasar untuk pengetahuan baru yang akan mereka kembangkan.

            Prinsip-prinsip dari Konstruktivisme adalah :
  1. Siswa membawa pengetahuan awal yang khas dan keyakinan-keyakinan pada situasi pembelajaran. 
  2. Pengetahuan dibangun secara unik dan individu atau personal.
  3. Belajar merupakan  proses perspektifan yang aktif dan reflektif. 
  4. Belajar adalah proses pembangunan. 
  5. Interaksi sosial mengenalkan perspektifan pada pembelajaran.
  6. Belajar dikendalikan secara internal dan di mediasi oleh siswa.

Berdasarkan teori diatas, maka kami ingin meneliti dan mengetahui beberapa hal
sebagai berikut :
a.    Dampak Positif dan Negatif yang di dapatkan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai media belajar siswa.
b.   Kemahiran serta pemahaman siswa dalam penggunaan media-media elektronik sebagai media belajar siswa.
c.       Pemanfaatan sebagai penyelesaian tugas sekolah.

Tujuan Penelitian : 
  1. Untuk mengetahui dampak dan peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai media belajar siswa.
  2. Untuk mengetahui seberapa penting penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi  (TIK) bagi para siswa SMA. 
  3. Untuk mengetahui pemahaman apa saja yang dapat melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi  (TIK). 
  4. Untuk mengetahui sampai dimana kemahiran para siswa dalam menggunakan media elektronik dalam belajar.

Kamis, 26 April 2012


PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS 

Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Anak berkebutuhan khusus yang paling banyak mendapat perhatian guru menurut Kauffman dan Hallahan antara lain sebagai berikut :
·         *   Anak tunanetra
·        *       Anak tunarunguwicara
·        *   Tunagrahita ( mental retardation )
·        *   Anak berkesulitan belajar ( learning disabilities )
·        *       Hyperactive
·        *       Anak tunalaras
·        *       Anak autistic
·        *   Anak tunadaksa ( physical disability )
·         *      Anak berbakat ( gifted and special talents )

Pelajar yang " tidak biasa " adalah anak-anak yang memilki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat. Pengelompokkan ketidakmampuan dan gangguan (disorder) sebagai berikut :
1.      Gangguan indra. Gangguan ini mencakup gangguan atau kerusakan penglihatan dan pendengaran
2.      Gangguan fisik. Gangguan fisik anak antara lain adalah gangguan ortopedik, cerebral palsy, dan gangguan   kejang-kejang.
  • Ortopedik. Gangguan ini biasanya berupa keterbataan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah otot, tulan atau sendi
  • Cerebral palsy : gangguan berupa leahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah, atau bicaranya tidak jelas.
  • Gangguan kejang-kejang, Jenis yang paling sering dijumpai adalah epilepsi, gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejan-kejang
3.      Retardasi Mental : Kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQnya dibawah 70) dan sulit berdaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Faktor penyebab dari retardasi mental adalah genetik dan kerusakan otak.
4.  Gangguan bicara dan bahasa. Gangguan bicara berupa gangguan artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan bahasa. Dan gangguan bahasa seperti kesulitan menerima informasi dan mengekspresikan bahasa.
  • Gangguan artikulasi : problem dalam melafalkan suara secara benar
  • Gangguan suara : Gangguan dalam menghasilkan uapan, yakni ucapan yang keras, terlalu keras, terlalu timggi atau terlalu rendahnya nada
  • Gangguan kefasihan : gangguan yang biasa disebut "gagap"
5.      Ketidakmampuan Belajar
      Ketidakmampuan dimana anak:
1. punya inteligensi normal atau diatas rata-rata
2. kesulitan setidaknya dalam satu atau beberapa mata pelajaran
3. tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental yang menyebabkan kesulitan. Beberapa contoh yang paling umum adalah dyslexia, yaitu kerusakan berat dalam kemampuan membaca dan mengeja.


          Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD) : bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain:
a.      kurang perhatian
b.      hiperaktif
c.       impulsif.
7.  Gangguan perilaku dan emosional. Problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, kecemasan, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional.
  • Depresi : jenis gangguan mood dimana pengidapnya merasa dirinya tak berharga sama sekali, percaya bahwa keadaan tidak akan pernah membaik, tampak lesu dan tidak bersemangat dalam jangka waktu yang lama.
  • Kecemasan (anxiety) : perasaan yang tidak menetu sekaligus tidak menyenangkan (Kowalski, 2000).
Pendidik dan peneliti semakin mengakui pentingnya guru dan orang tua untuk bersama-sama membantu pembelajaran siswa yang menderita ketidakmampuan (Hardman, Drew, & Egan, 2002; Williams & Carteledge, 1997). Individual with Diabilities Education Act (IDEA), menyatakan bahwa perangkat teknologi bisa isediakan untuk murid penderita ketidsakmampuan demi memastikan pendidika gratis dan tepat. 2 tipe teknologi yang dapat digunakn untuk meningkatkan pendidikan anak dengan ketidakmampuan adalah teknologi instruksional ( berupa berbagai tipe hardware dan software, dikombinasikan dengan metode pengajaran yang inovatif, untuk mengakomodasi kebutuhan belajar dikelas dan teknologi bantuan ( berupa beragam perangkat dan pelayanan untuk membantu murid penderita ketidakmampuan agar bisa berkomunikasi dilingkungan mereka.


Anak Berbakat

Anak dengan kecerdasan di atas rata-rata (biasanya didefinisikan memiliki IQ 130 atau lebih) dan/ atau punya bakat unggul di beberapa bidang seperti seni, musik, atau matematika.
Ciri-ciri anak berbakat :
1. Dewasa lebih dini ( precocity )
2. Belajar menuruti kemauan mereka sendiri
3. Semangat untuk menguasai

Terdapat 4 opsi program pendidikan untuk anak berbakat ( Hertzog, 1998) :
1. Kelas khusus
2. Akselerasi dan pengayaan di kelas reguler
3. Program mentor dan pelatihan
4. Kerja/studi/program pelayanan masyarakat


Daftar Pustaka
Santrock, John W.2010.Psikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta: Kencana


Teknologi dan Pendidikan


Kelompok I

Hal - hal yang akan kami bahas adalah sebagai berikut :

  1. Persinggungan antara pendidikan dan teknologi.
  2. Perbandingan apa yang dibaca di buku dengan pendidikan yang dijalankan di Medan ( pada pendidikan yang kami jalani di masa sekolah ).
  3. Ubiquitos computing dan pandangan kelompok kami mengenai ubiquitos computing.

Hasil diskusi :

  1. Titik persinggungan antara pendidikan dan teknologi terdapat pada perkembangan dan cara mengembangkannya. Teknologi ada karena pendidikan. Contohnya pada penciptaan komputer. Komputer diciptakan oleh seorang insinyur. Sebelum ia mampu menciptakan komputer, ia telah mendapatkan pendidikan sebelumnya. Pendidikan juga ada karena teknologi, Contohnya pendidikan dengan metode e-learning. E-learning itu bisa terlaksana karena adanya teknologi internet dan komputer. Pendidikan sendiri membutuhkan teknologi sebagai media perkembangannya, dan sebaliknya. Dengan berkembangnya pendidikan, teknologi juga ikut berkembang. Pendidikan dan teknologi saling berkaitan satu sama lain. Jadi intinya, untuk mengembangkan teknologi, dibutuhkan pendidikan, dan sebaliknya.
  2. Di buku, dijelaskan bahwa pada masa pra taman kanak – kanak sudah dikenalkan pada komputer dan pembelajaran yang makin kompleks pada usia selanjutnya. Apabila dibandingkan dengan masa sekolah kami dulu, kami mulai mengenal komputer sejak SD, dan itu pun hanya pengenalan awal saja. Pemanfaatannya masih sangat minim. Lalu, pada tingkat SMP, kami baru diperkenalkan pada beberapa aplikasi Microsoft Office, seperti Microsoft Word, Excel, dan Power Point. Pada masa ini, frekuensi penggunaan komputer semakin meningkat hingga masa SMA, seperti menggunakan fasilitas internet, desain grafis, dan lain – lain. Pada dasarnya, pendidikan teknologi yang kami terima di masa sekolah dulu masih jauh tertinggal dari standar yang ditetapkan oleh International Society for Technology in Education.
  3. Ubiquitos computing adalah memasukkan komputer ke kehidupan kita sehari – hari. Komputer yang dimaksudkan adalah komputer yang diubah dalam bentuk portable dan mobile. Menurut kelompok kami, ini mempunyai dampak positif dan negatif.
Dampak positifnya yaitu :
o   Komputer menjadi lebih praktis untuk dibawa kemana – mana
o   Semakin memudahkan murid untuk memperoleh informasi dalam pengerjaan tugas
Dampak negatifnya yaitu :
o   Dapat meningkatkan individualisme
o   Dapat mengurangi tingkat konsentrasi yang ujungnya berakibat menurunkan produktivitas


Demikian hasil diskusi kelompok kami. Semoga bermanfaat :)

Minggu, 22 April 2012

Ciri-ciri Anak Prasekolah atau TK


Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat.
Anak Prasekolah atau TK
Dalam proses perkembanganya ada ciri-ciri yang melekat dan menyertai periode anak tersebut. Menurut Snowman (1993 dalam Patmonodewo, 2003) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada TK. Ciri-ciri anak TK dan prasekolah yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif.

1) Ciri Fisik Anak Prasekolah Atau TK.

Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.
  • Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
  • Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak.
  • Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang rumit seperti misalnya, mengikat tali sepatu.
  • Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya pada obyek-obyek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan masih kurang sempurna.
  • Walaupun tubuh anak lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak (soft). Hendaknya berhati-hati bila anak berkelahi dengan teman-temannya, sebaiknya dilerai, sebaiknya dijelaskan kepada anak-anak mengenai bahannya.
  • walaupun anak lelaki lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak lelaki apabila ia tidak terampil, jauhkan dari sikap membandingkan anak lelaki-perempuan, juga dalam kompetisi ketrampilan seperti apa yang disebut diatas.

2) Ciri Sosial Anak Prasekolah atau TK

  • Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
  • Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara baik, oleh karena kelompok tersebut cepat berganti-ganti.
  • Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Parten (1932) dalam social participation among praschool children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial: a) Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun. b) Bermain soliter anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak saling berbicara. c) Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama. d) Bermain pararel anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan cara tidak saling bergantung. e) Bermain asosiatif anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri. f) Bermain Kooperatif anak bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau perang-perangan.

3) Ciri Emosional Anak Prasekolah atau TK

  • Anak TK cenderung mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
  • Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.

4) Ciri Kognitif Anak Prasekolah atau TK

  • Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
  • Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut: a) Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak. b) Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak. c) Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak hal.
  • Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk melakukan berbagai kegiatan secara mandiri. a) Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku. b) Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya. c) Kagumilah apa yang dilakukan anak. d) Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.


  Sigmund FreudAnda tahu siapa Freud? Sigmund Freud adalah salah satu pemikir terkenal dalam sejarah psikologi. Meskipun banyak gagasan dan teori-teorinya tidak diterima secara luas oleh pemikir psikologi modern, ia memainkan peran utama dalam pengembangan ilmu psikologi. Dunia Psikologi tidak hendak membahas teori-teori yang dikembangkan oleh Sigmund Freud, tetapi mengajak pembaca menyimak lebih dalam tentang Freud dalam sepuluh fakta menarik, dimana mengungkapkan tentang sisi kehidupan tokoh berikut ini..



1. Sigmund Freud adalah Anak Tertua dari Delapan Bersaudara

Freud lahir sebagai dengan nama Sigismund Freud Schlomo pada 6 Mei 1856. Jakob Ayahnya yang saat itu berusia 41 tahun adalah seorang pedagang wol yang sudah memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya. Ibu Freud, Amalia, dua puluh tahun lebih muda dari suaminya. Kegagalan bisnis ayahnya memaksa keluarga Freud untuk pindah dari rumah mereka di Freiberg ke Wina, Austria.

Freud adalah anak kesayangan Ibunya (Amalia). Sikap Amalia inilah yang diyakini Freud sebagai pengaruh besar dalam kesuksesan dirinya. “Orang yang lebih disukai oleh ibunya, mereka lebih mandiri dan optimis dalam kehidupan mereka, yang sering membawa keberhasilan”, kata Freud.

2. Sigmund Freud adalah Pendiri Psikoanalisis

Sigmund FreudFreud adalah seorang penulis yang sangat produktif, menerbitkan lebih dari 320 buku, artikel dan esai. Dari sekian banyak karyanya, Freud menjelaskan “The Interpretation of Dreams” sebagai favorit pribadinya juga memiliki kontribusi paling signifikan untuk memahami pemikiran manusia.
Buku Freud yang terkenal “The Interpretation of Dreams”, yang terbit tahun 1899 merupakan buku yang berisi dasar-dasar teori dan ide yang membentuk psikoanalisis. Pada tahun 1902, Freud membuat diskusi mingguan di rumahnya di Wina. Pertemuan-pertemuan informal yang akhirnya tumbuh menjadi Vienna Psychoanalytic Society.

3. Freud adalah Pendukung dan Pengguna Kokain

Sebelum efek berbahaya ditemukan, kokain sering digunakan sebagai analgesik dan euforia. Kokain bahkan digunakan dalam produk rumah tangga umum, termasuk pelega tenggorokan. Freud mengembangkan minat pada efek antidepresan dan potensi kokain, dimana awalnya dianjurkan penggunaannya untuk berbagai tujuan. Setelah mengetahui bahwa efek-sampingnya bersifat adiktif dan berbahaya, kesehatan Freud terganggu sebagai akibat penggunaan kokain secara berlebihan.

4. Sigmund Freud Mengembangkan “Terapi Bicara” (Talk Therapy)

Sigmund Freud Terapi Bicara
Sofa Sigmund Freud yang biasa digunakan untuk Terapi
Sementara banyak dari teori-teori Freud dikritik atau ditolak langsung oleh psikoterapis hari ini, banyak dari mereka masih menggunakan metode psikoanalis Freud, yakni “Terapi Bicara” (Talk Therapy). Terapi bicara memainkan peran utama dalam terapi psikoanalitik dan telah menjadi bagian penting dari banyak teknik terapi yang berkembang saat ini. Menggunakan terapi bicara, seorang terapist mencari pola atau peristiwa penting yang mungkin memainkan peran dalam masalah-masalah yang dihadapi seorang klien. Psikoanalisis percaya bahwa pengalaman masa kecil dan perasaan bawah sadar, pikiran dan motivasi berperan dalam kesehatan mental dan perilaku maladaptif pada manusia.

5. Putri Freud, Anna Freud adalah juga seorang Psikolog terkenal

Sigmund FreudAnna Freud memulai karirnya dipengaruhi oleh teori-teori ayahnya. Hidup dalam bayangan ayahnya, Anna Freud membuat kontribusi penting untuk ilmu psikologi. Dia mendirikan psikoanalisis anak dan merangkum ide tentang mekanisme pertahanan ego (ego’s defense mechanisms) dalam bukunya The Ego and the Mechanisms of Defense (1936).

6. Freud Menjadi seorang Dokter karena ingin menikahi Perempuan yang ia cintai

Sigmund Freud dan Martha BernaysKetika Sigmund Freud berusia 26 tahun, ia jatuh cinta dengan wanita bernama Martha Bernays yang saat itu berusia 21 tahun, mereka bertunangan dua bulan kemudian. Sebagai mahasiswa miskin yang masih tinggal dengan orang tuanya, pekerjaan Freud di laboratorium tidak cukup untuk mendukung keluarga. “My sweet girl, hanya sakit yang aku rasakan ketika begitu tak berdaya untuk membuktikan cintaku padamu,” tulis Freud untuk Martha.
Enam bulan setelah mereka bertemu, Freud akhirnya bertekad mengakhiri karir ilmiahnya dan menjadi dokter untuk membuktikan cintanya kepada Bernays. Ia menghabiskan tiga tahun training di Rumah Sakit Umum Wina, dan jarang melihat tunangannya yang telah pindah ke Jerman. Setelah empat tahun menunggu, Freud dan Bernays menikah pada tanggal 14 September 1886. Keduanya memiliki enam anak.

7. Kutipan terkenal Freud “Sometimes a Cigar Is Just a Cigar”

Sigmund Freud - Sometimes a Cigar Is Just a CigarKutipan terkenal “Sometimes a Cigar Is Just a Cigar”, sering dibahas dan dikaitkan dengan Freud, sebetulnya tidak ada bukti bahwa dia pernah benar-benar mengatakannya. Menurut penulis biografi Freud, Ernst Jones, Freud memang seorang perokok (cerutu) berat, merokok hingga dua puluh batang cerutu perhari. Seseorang pernah bertanya kepada Freud, apakah perilaku merokoknya tersebut mensimbolkan sesuatu (sesuai dengan ide-ide psikoanalisisnya). Freud membantahnya, ya.. psikoanalis terkenalpun menganggap bahwa tidak semua perilaku memiliki arti tersendiri dan simbolis. Tidak ada alasan khusus dan penyebab kenapa Freud merokok, bahwa “Sometimes a Cigar Is Just a Cigar”.

8. Sigmund Freud mengunjungi Amerika Serikat hanya sekali seumur hidupnya

Sigmund FreudTidak seperti ilmuwan-ilmuwan pada umumnya, Sigmund Freud mengunjungi Amerika Serikat hanya sekali dalam hidupnya. Pada tahun 1909, psikolog Amerika, Stanley Hall mengundang Freud untuk berbicara tentang psikoanalisis di Clark University. Awalnya ia menolak tawaran tersebut, namun akhirnya Freud pergi ke Amerika dengan rekan-rekannya Carl Jung dan Sandor Ferenczi.
Setelah bertemu dengan A.A. Brill dan Ernst Jones, menghabiskan beberapa hari di New York sebelum melakukan perjalanan ke Clark University di mana Freud menyampaikan serangkaian ceramah tentang sejarah dan munculnya psikoanalisis. “Saat aku melangkah ke podium, Psikoanalisis tidak lagi produk dari khayalan dan telah menjadi bagian berharga dari perkembangan ilmu pengetahuan” ujar Freud.

9. Sigmund Freud terpaksa meninggalkan Austria karena Nazi

Freud dalam PelarianBersama dengan para pemikir terkenal lainnya, buku-buku Freud dibakar. “Apa kemajuan yang telah kita buat?” kata Freud. “Pada Abad Pertengahan mereka mungkin membakar saya, saat ini mereka puas dengan pembakaran buku-buku saya”. Freud dan putrinya Anna berdua diinterogasi oleh Gestapo sebelum temannya Marie Bonaparte mampu menyelamatkannya menuju Inggris. Bonaparte juga mencoba untuk menyelamatkan empat adik perempuan Freud, tapi tidak mampu untuk melakukannya. Keempat wanita kemudian meninggal di kamp konsentrasi Nazi.

10. Sigmund Freud melakukan Lebih dari 30 Operasi untuk Mengobati Kanker Mulutnya

Sigmund Freud adalah seorang perokok cerutu berat sepanjang hidupnya. Hal itu menyebabkan dirinya mengidap kanker mulut. Pada tahun 1939, setelah operasi kanker yang ke sekian kalinya, Freud meminta dokter untuk membantu dia melakukan bunuh diri. Dokter memberikan tiga kali dosis morfin dan Freud akhirnya meninggal September 23, 1939.

Referensi :

Grubin, D. (2002). Young Dr. Freud: A film by David Grubin. Devillier Donegan Enterprises.
Wallace, I. (1975). “Dr. Freud Visits America. The People’s Almanac.











Jumat, 13 April 2012


13 Fakta di Hari Jumat Tanggal 13




 
Bagi masyarakat Barat, angka 13 dianggap angka sial. Lebih dari itu, hari Jumat yang jatuh pada tanggal 13 juga dipercaya mengundang kesialan serta memberi pengaruh buruk. Banyak orang mengurungkan niat bepergian ke luar rumah demi mencegah hal-hal tak diinginkan.
Bagaimana dengan Indonesia? Meski tidak semenakutkan malam Jumat Kliwon, beberapa orang ikut pula mengurungkan niat bepergian pada Jumat tanggal 13. Ketika saya masih kelas 4 SD, saat istirahat jam pertama wali kelas kami berdiri di depan kelas serta menyuruh kami pulang — karena hari itu hari Jumat tanggal 13.
Karena dia tidak memberikan penjelasan panjang lebar mengenai apa itu Jumat tanggal 13 — hanya raut muka ketakutan — saya mengira Jumat tanggal 13 adalah suatu peristiwa besar.
Sekarang saya mengerti, ketakutan memang tidak memerlukan alasan cukup jelas. Untuk menambah pengetahuan, berikut ini adalah beberapa fakta mengenai Jumat tanggal 13.


Tiga kali sepanjang tahun 2012
Jumat tanggal 13 terjadi sebanyak tiga kali sepanjang tahun 2012. Yakni pada bulan Januari, April, dan Juli.


Ketakutan akan Jumat 13
Orang yang mengidap ketakutan akan Jumat tanggal 13 disebut sebagai paraskevidekatriaphobia. Atau sebagian lain menyebutnya, friggatriskaidekaphobia. Sedangkan orang yang takut terhadap angka 13 disebut triskaidekaphobia.


Orang-orang yang takut
Saking takutnya terhadap angka 13, mantan presiden AS Franklin D Roosevelt ternyata tidak pernah bepergian pada tanggal 13 dan tak pernah menjamu tamu yang jumlahnya 13 orang. Sudah tentu, dia memilih berdiam diri pada hari Jumat tanggal 13. Selain itu, Napoleon, Stephen King dan presiden Herbert Hoover mengalami hal yang sama, mereka menderita triskaidekaphobia.

Budaya Barat              
Kepercayaan terhadap kesialan akan terjadi di Jumat tanggal 13 ini lebih dikenal di Britania Raya, Amerika Serikat. Hal serupa juga terjadi di beberapa negara lain, seperti orang Spanyol yang takut sial di tanggal 13 yang jatuh pada hari Selasa. Dan budaya di Italia yang juga takut akan tanggal 17 yang jatuh pada hari Jumat.


Tidak baik bagi kesehatan
Ketakutan terhadap Jumat tanggal 13 rupanya berdampak buruk bagi kesehatan. Beberapa rumah sakit menyatakan bahwa korban kecelakaan transportasi yang di hari Jumat tanggal 13 meningkat sebanyak 52 persen. Mereka lebih menyarankan untuk diam di rumah.


Kesialan terjadi hanya dalam pikiran
Menurut Thomas Gilovich dari Department of Psychology at Cornell University Amerika, kesialan di Jumat tanggal 13 hanya terjadi pada orang-orang yang mengasosiakan hari tersebut dengan hal-hal buruk yang terjadi menimpa mereka.


Kerugian pada dunia bisnis
Orang yang benar-benar takut akan Jumat tanggal 13 akan mencegah segala aktivitas keluar rumah seperti berpergian dengan menggunakan pesawat terbang. Salah satu contoh perusahaan yang mengalami kerugian akibat hal ini adalah Delta Airlines dan Continental Airlines. Pendapatan mereka berkurang sekitar $ 800-900 miliar di hari tersebut.


Jumat tanggal 13 di Indonesia, Tragedi Semanggi
Di Indonesia, peristiwa besar yang terjadi pada hari Jumat tanggal 13 adalah puncak dari Tragedi Semanggi 1. Peristiwa tersebut terjadi tanggal 11-13 November 1998. Tragedi ini bermula dari aksi protes masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa dan mengakibatkan tewasnya warga sipil.


Ketakutan Angka 13 di Indonesia
Beberapa budaya takut akan angka 13 rupanya menyebar ke Indonesia. Banyak gedung bertingkat tidak memiliki lantai 13 dan kamar nomor 13. Selain 13, angka 4 juga dianggap angka sial karena merupakan hasil penjumlahan dari dua angka tersebut, 1+ 3 = 4. Gedung-gedung yang memiliki lantai 4 kemudian akan menggantinya dengan 3a.


12 dianggap genap dan sempurna.
Mark Twain menjadi tamu yang ke-13 pada suatu jamuan makan malam. Pada awalnya, seorang teman telah memperingatkannya untuk tidak hadir pada acara tersebut. Dan benar saja, makanan yang dipersiapkan hanya cukup untuk 12 tamu saja. Tidak hanya itu, angka 12 dianggap sebagi penyempurna bilangan dalam hitungan. Ada 12 bulan dalam setahun, 12 zodiak, 12 emas dalam Olimpiade dan 12 benda dalam satu lusin.


"Friday The 13th", buku karangan Simon Hawke.
Buku ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1987. Buku ini bercerita tentang pembunuhan misterius yang dilakukan oleh Jason akibat dendam masa lalu terhadap orang-orang yang telah membunuh ibunya. Beberapa tahun berlalu, Jason tetap saja meneror orang-orang yang datang ke Camp Crystal Lake.


"Friday The 13th", film yang berkisah tentang Jumat tanggal 13.
Film ini dirilis pada tahun 2009 dan diangkat dari buku berjudul sama karangan Simon Hawke, cukup fenomenal di masanya hingga kini. Sudah semakin jelas kan mengapa orang-orang semakin takut dengan Jumat tanggal 13 atau Friday the 13th?


Yang beruntung di Jumat 13
Pasangan asal Inggris memenangkan $ 17 miliar setelah membeli tiket lotere di hari Jumat tanggal 13. Tapi di hari yang sama, kaca di rumah mereka, jatuh dan pecah. Pertanda apa itu sebenarnya?
Bagaimana dengan Anda? Percaya dengan kesialan yang terjadi di hari Jumat tanggal 13?

Selasa, 10 April 2012

Psikologi Sekolah

 



Merinda Rika                          11-001
Agnes Oktavia                        11-021
Aisyah Huwaida                     11-065
Christine Natalia Tarigan       11-127
 

KEDUDUKAN PSIKOLOGI SEKOLAH DALAM ILMU PSIKOLOGI
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi yang bertujuan untuk membentuk mind set anak. Psikologi sekolah fokus pada teori belajar, metode pengajaran, motivasi, kognitif, emosional, dan perkembangan moral serta hubungan orangtua anak. Psikologi sekolah juga mendalami anak-anak dengan kebutuhan khusus. Ahli lain menambahkan bahwa psikologi sekolah berguna dalam penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaruan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses dan interaksi proses itu dengan pendayagunaan kognitif dan penyelenggaraan pendidikan keguruan. Teoris dan peneliti lebih diidentifikasi sebagai psikolog pendidikan, sementara praktisi di sekolah lebih diidentifikasi sebagai psikolog sekolah.
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi yang bertujuan untuk membentuk mind set anak. Psikologi sekolah fokus pada teori belajar, metode pengajaran, motivasi, kognitif, emosional, dan perkembangan moral serta hubungan orangtua anak. Psikologi sekolah juga mendalami anak-anak dengan kebutuhan khusus. Ahli lain menambahkan bahwa psikologi sekolah berguna dalam penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaruan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses dan interaksi proses itu dengan pendayagunaan kognitif dan penyelenggaraan pendidikan keguruan. Teoris dan peneliti lebih diidentifikasi sebagai psikolog pendidikan, sementara praktisi di sekolah lebih diidentifikasi sebagai psikolog sekolah.

PERBEDAAN PSIKOLOGI SEKOLAH DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi sekolah adalah salah satu bidang dari beberapa bidang psikologi pendidikan dan psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Sebuah aspek kunci dari pekerjaan psikolog sekolah adalah pengujian sebagian besar anak-anak yang mengalami kesulitan di sekolah, untuk mencoba mendiagnosis masalah dan kadang-kadang untuk menyarankan cara-cara menghadapi masalah.  Psikolog Sekolah juga bekerja sama dengan guru untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk anak-anak dalam masalah akademis, emosional, dan perilaku. Kebanyakan sekolah psikolog dilatih di departement pendidikan, namun ada juga yang dilatih di departement-departement psikologi. Tujuan adanya psikologi sekolah adalah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.
Psikologi pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang mengaplikasikan ilmu psikologi dalam dunia belajar dan guru. Psikologi pendidikan merupakan gabungan dari dua bidang studi yang berbeda.
Pertama adalah psikologi yang mempelajari segala sesuatu tentang pikiran dan perilaku manusia serta hubungannya dengan manusia. Tentu saja tidak hanya mempelajari manusia dalam kesendiriannya, melainkan juga mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain.
Kedua adalah pendidikan itu sendiri atau lebih khusus adalah sekolah. Jadi, sebagai sebuah subdisiplin ilmu sendiri dalam psikologi, psikologi pendidikan memfokuskan diri pada pemahaman proses pengajaran dan belajar yang mengambil tempat dalam lingkungan formal.
Tujuan mempelajari psikologi pendidikan adalah untuk mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.
Jadi, dari kedua perbedaan dan tujuan di atas, dapat kita lihat bahwa ada perbedaan antara psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Psikologi sekolah adalah cabangnya, psikologi sekolah berhubungan dengan dengan anak didik di sebuah instansi sekolah. Sedangkan psikologi pendidikan adalah pokoknya. Psikologi pendidikan berhubungan dengan cara pengajaran pendidikan dan mengambil masalah-masalah yang dialami oleh orang muda dalam pendidikan yang mencakup masalah kesulitan belajar atau masalah emosi dan sosial. Mereka mengambil tugas untuk membantu proses belajar anak dan memampukan guru menjadi lebih sadar akan faktor-faktor social yang berkatinan dengan pengajaran dan belajar. Psikolog pendidikan biasa bekerja di lingkungan sekolah, perguruan tinggi dan di lingkungan pendidikan anak, terutama bekerja dengan guru dan orang tua. Mereka dapat bekerja secara langsung dengan anak (misal memeriksa perkembangan, memberikan konseling) dan secara tidak langsung (dengan orang tua, guru dan profesional lainnya). Karena harus bekerja dengan manusia, psikolog pendidikan haruslah familier dengan pendekatan-pendekatan tradisional tentang studi perilaku, humanistik, kognitif dan psikoanalis.
Referensi :

 Fungsi sekolah sebagai agen perubahan.
Masa depan generasi muda sekarang sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka menyerap berbagai konsep baru, menentukan berbagai pilihan baru serta beradaptasi terhadap setiap perubahan sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terus menerus terjadi di dunia pendidikan, diperlukan para pendidik yang tidak henti-hentinya meningkatkan kompetensi dan profesional mereka.
Oleh karena itu sekolah yang efektif  harus mampu mengakomodasikan dan mengaitkan pembelajarannya secara langsung dengan kebutuhan yang muncul diera baru.

Metode yang digunakan dalam sistem pengajaran disekolah
  1. Metode Belajar Mengajar ‘Ceramah’
Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh seseorang guru terhadap kelasnya. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan urainnya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu, seperti gambar- gambar dan yang paling utama adalah bahasa lisan.
Metode ceramah adalah metode mengajar yang sampai saat ini masih mendominasi atau paling banyak di gunakan guru dalam dunia pendidikan.
  1. Metode Belajar Mengajar ‘Tanya Jawab’
Metode tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru ke siswa dan begitu juga sebaliknya.
Metode ini banyak digunakan dalam proses belajar mengajar, baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Dan metode ini merupakan salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan- kekurangan pada metode ceramah, dikarenakan apabila suatu penjelasan guru yang belum dimengerti, maka siswa/anak didik dapat langsung menanyakan pada guru.
  1. Metode Belajar Mengajar ‘Pemberian Tugas’
Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam hal ini guru memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk medemonstrasikan apa yang diajarkan guru.
Dalam pendidikan agama sering digunakan metode ini terutama dalam hal yang bersifat praktis, sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang materi pelajaran yang telah diterimanya.
  1. Metode Belajar Mengajar ‘Demostrasi/Praktek’
Metode Demostrasi atau praktik adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses yang bersifat praktis, misalnya : Bagaimana cara yang benar dalam melaksanakan ibadah sholat, baik cara memulai, mengerjakan maupun cara mengakhiri shalat serta apa saja yang disunnahkan dan membatalkannya.
Sumber :
Peran psikolog sekolah
Dunia belajar mengajar (dunia pendidikan) merupakan salah satu lahan dari psikologi secara umum. Psikologi pendidikan berperan penting dalam peningkatan mutu siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi kedalam dunia pendidikan. Psikologi dengan objek manusia (tingkah laku), sedangkan pendidikan berorientasi pada perubahan perilaku siswa, cocok untuk dipadukan dengan harapan mendapatkan perilaku siswa yang diinginkan.
Peran Psikolog Sekolah
Pelaksanaan psikologi dalam hal diagnostik disekolah:
  • Pelaksanaan tes 
  • Melakukan wawancara dengan siswa, guru, orangtua, serta orang-orang yang terlibat dalam pendidikan siswa 
  • Observasi siswa di kelas, tempat bermain, serta dalam kegiatan sekolah lainnya 
  • Mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerumitan dan Luasnya Peran Psikolog di Sekolah
1. tingkat pelayanan (Jack I. Baron (1982),) 
  • Tingkat I (psikodiagnostik); meliputi pelayanan tes kecerdasan, kemudian pemberian laporan tertulis yang memberi gambaran kelemahan dan kekuatan yang terungkap oleh tes tersebut. 
  • Tingkat II (klinis dan konseling); perhatian psikolog sekolah terhadap anak didik bersifat menyeluruh, yang mana membantu pihak sekolah dalam menyelesaikan berbagai masalah kesmen yang dihadapi anak. Pada tingkat ini peran psikolog erat dengan masalah kelompok dalam kelas dan masalah yang berkaitan dengan kelas.
  • Tingkat III (indusrti dan organisasi); dalam hal ini psikolog ikut terlibat dalm tindakan yang menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah, dalam pengembangan dan evaluasi program serta pelayanan sekolah,dapat berupa; supervisi, pendidikan, konsulatan bagi kariawan edukatif maupun nonedukatif (membantu malakukan seleksi, penempatan, serta urusan-urusan personalia lain), dan bekarja sama dengan ahli-ahli lain dalam masyarakat.
2. Kegiatan professional
Berpartisipasi dalam diagnosis, intervensi langsung, konsultasi, pendidikan, evaluasi dan pelacakan kembali terhadap hasil penanganan. Semakin tinggi tingkat fungsi pelayanan, maka semakin banyak tugas-tugas pokok dilaksanakan, sedangkan tingkat rendah hanya sibuk dengan pengukuran/ diagnosis, tingkat tertinggi lebih bervariasi fungsinya dan membutuhkan kegiatan professional yang bervariasi juga, berdasar kebutuhan sekolah, bergantung pada kompetensi dan minat psikolognya.
3. Klien langsung
Berhadapan dengan: 
  • Murid secara perorangan, kelompok murid, murid per kelas 
  • Guru secara perorangan, kelompok guru 
  • Tenaga administrasi
4. Tingkat program pendidikan
Terdapat kesulitan dan kerumitan dalam setiap tingkat pendidikan yang ditinjau dari aspek kognisi,bentuk tugas-tugas mengajar, organisasi sekolah dan pengelompokan murid-murid, serta ciri-ciri khas perkembangan dalam masyarakat, berinteraksi dan menghasilkan klien-klien yang berbeda kebutuhan psikologiknya, serta perbedaan harapan dan peran pelayanan psikologik yang diinginkan.
5. Kekhasan lingkungan masyarakat dan sekolah
Bentuk lain dari fungsi dan tanggung jawab seorang psikolog sekolah bergantung pada ciri-ciri khas, formal-nonformal, sumber dana sekolah, daerah lokasi sekolah, suku/agama/ ras/ golongan tang memanfaatkan jasa psikolog sekolah.
Contoh masalah pada sekolah dan cara mengatasinya
Di sekolah sangat mungkin ditemukan siswa yang yang bermasalah, dengan menunjukkan berbagai gejala penyimpangan perilaku. yang merentang dari kategori ringan sampai dengan berat. Upaya untuk menangani siswa yang bermasalah, khususnya yang terkait dengan pelanggaran disiplin sekolah dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu: (1) pendekatan disiplin dan (2) pendekatan bimbingan dan konseling.
Penanganan siswa bernasalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada aturan dan ketentuan (tata tertib) yang berlaku di sekolah beserta sanksinya. Sebagai salah satu komponen organisasi sekolah, aturan (tata tertib) siswa beserta sanksinya memang perlu ditegakkan untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan perilaku siswa. Kendati demikian, harus diingat sekolah bukan “lembaga hukum” yang harus mengobral sanksi kepada siswa yang mengalami gangguan penyimpangan perilaku. Sebagai lembaga pendidikan, justru kepentingan utamanya adalah bagaimana berusaha menyembuhkan segala penyimpangan perilaku yang terjadi pada para siswanya.
Oleh karena itu, disinilah pendekatan yang kedua perlu digunakan yaitu pendekatan melalui Bimbingan dan Konseling. Berbeda dengan pendekatan disiplin yang memungkinkan pemberian sanksi untuk menghasilkan efek jera, penanganan siswa bermasalah melalui Bimbingan dan Konseling justru lebih mengutamakan pada upaya penyembuhan dengan menggunakan berbagai layanan dan teknik yang ada. Penanganan siswa bermasalah melalui Bimbingan dan Konseling sama sekali tidak menggunakan bentuk sanksi apa pun, tetapi lebih mengandalkan pada terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang saling percaya di antara konselor dan siswa yang bermasalah, sehingga setahap demi setahap siswa tersebut dapat memahami dan menerima diri dan lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian diri yang lebih baik.
Secara visual, kedua pendekatan dalam menangani siswa bermasalah dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
Dengan melihat gambar di atas, kita dapat memahami bahwa di antara kedua pendekatan penanganan siswa bermasalah tersebut, meski memiliki cara yang berbeda tetapi jika dilihat dari segi tujuannya pada dasarnya sama yaitu tercapainya penyesuaian diri atau perkembangan yang optimal pada siswa yang bermasalah. Oleh karena itu, kedua pendekatan tersebut seyogyanya dapat berjalan sinergis dan saling melengkapi.
Sebagai ilustrasi, misalkan di suatu sekolah ditemukan kasus seorang siswi yang hamil akibat pergaulan bebas, sementara tata tertib sekolah secara tegas menyatakan untuk kasus demikian, siswa yang bersangkutan harus dikeluarkan. Jika hanya mengandalkan pendekatan disiplin, mungkin tindakan yang akan diambil sekolah adalah berusaha memanggil orang tua/wali siswa yang bersangkutan dan ujung-ujungnya siswa dinyatakan dikembalikan kepada orang tua (istilah lain dari dikeluarkan). Jika tanpa intervensi Bimbingan dan Konseling, maka sangat mungkin siswa yang bersangkutan akan meninggalkan sekolah dengan dihinggapi masalah-masalah baru yang justru dapat semakin memperparah keadaan. Tetapi dengan intervensi Bimbingan dan Konseling di dalamnya, diharapkan siswa yang bersangkutan bisa tumbuh perasaan dan pemikiran positif atas masalah yang menimpa dirinya, misalnya secara sadar menerima resiko yang terjadi, keinginan untuk tidak berusaha menggugurkan kandungan yang dapat membahayakan dirinya maupun janin yang dikandungnya, keinginan untuk melanjutkan sekolah, serta hal-hal positif lainnya, meski ujung-ujungnya siswa yang bersangkutan tetap harus dikeluarkan dari sekolah.
Perlu digarisbawahi, dalam hal ini bukan berarti Guru BK/Konselor yang harus mendorong atau bahkan memaksa siswa untuk keluar dari sekolahnya. Persoalan mengeluarkan siswa merupakan wewenang kepala sekolah, dan tugas Guru BK/Konselor hanyalah membantu siswa agar dapat memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya.
Lebih jauh, meski saat ini paradigma pelayanan Bimbingan dan Konseling lebih mengedepankan pelayanan yang bersifat pencegahan dan pengembangan, pelayanan Bimbingan dan Konseling terhadap siswa bermasalah tetap masih menjadi perhatian. Dalam hal ini, perlu diingat bahwa tidak semua masalah siswa harus ditangani oleh guru BK (konselor). Dalam hal ini, Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah berserta mekanisme dan petugas yang menanganinya, sebagaimana dalam bagan berikut :
  1. Masalah (kasus) ringan, seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas dan guru dengan berkonsultasi kepada kepala sekolah (konselor/guru pembimbing) dan mengadakan kunjungan rumah.
  2. Masalah (kasus) sedang, seperti: gangguan emosional, berpacaran, dengan perbuatan menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesulitan belajar, karena gangguan di keluarga, minum minuman keras tahap pertengahan, mencuri kelas sedang, melakukan gangguan sosial dan asusila. Kasus sedang dibimbing oleh guru BK (konselor), dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dan sebagainya. Dapat pula mengadakan konferensi kasus.
  3. Masalah (kasus) berat, seperti: gangguan emosional berat, kecanduan alkohol dan narkotika, pelaku kriminalitas, siswa hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam atau senjata api. Kasus berat dilakukan referal (alihtangan kasus) kepada ahli psikologi dan psikiater, dokter, polisi, ahli hukum yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan kegiatan konferensi kasus.
Secara visual, penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan Bimbingan dan Konseling dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
Dengan melihat penjelasan di atas, tampak jelas bahwa penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan Bimbingan dan Konseling tidak semata-mata menjadi tanggung jawab guru BK/konselor di sekolah tetapi dapat melibatkan pula berbagai pihak lain untuk bersama-sama membantu siswa agar memperoleh penyesuaian diri dan perkembangan pribadi secara optimal. 
Sumber :

Hal-Hal yang diberikan dalam kaitannya pelayanan Psikolog Sekolah:
Dalam hal kaitannya dengan murid :
1.      Memberikan konseling, pengajaran, dan pendampingan bagi mereka berjuang dengan masalah sosial, emosi, dan perilaku.
2.      Meningkatkan prestasi dengan memandang hambatan belajar dan menentukan strategi instruksional terbaik untuk meningkatkan pembelajaran.
3.      Meningkatkan kesehatan dan ketahanan dengan memperkuat komunikasi dan keterampilan sosial, pemecahan masalah, pengontrolan kemarahan, self-regulation, self-determination, dan optimism.
4.      Meningkatkan pemahaman dan penerimaan beragam budaya dan latar belakang
Dalam hal kaitannya dengan murid dan keluarganya :
1)      Mengidentifikasi masalah belajar dan perilaku yang mengganggu keberhasilan di sekolah
2)      Mengevaluasi kelayakan untuk layanan pendidikan khusus
3)      Memberikan dukungan sosial, emosional, dan perilaku yang sehat kepada siswa
4)      Mengajarkan cara mengasuh yang baik dan meningkatkan kolaborasi rumah-sekolah
5)      Membuat arahan dan membantu mengkoordinasikan dukungan layanan komunitas
Dalam hal kaitannya dengan para guru :
o   Mengidentifikasi dan menyelesaikan hambatan akademis untuk belajar
o   Merancang dan mengimplementasikan sistem monitoring kemajuan siswa
o   Mendesain dan melakukan intervensi akademis dan perilaku
o   Mendukung instruksi individual yang efektif
o   Menciptakan lingkungan kelas yang positif
o   Memotivasi semua siswa untuk terlibat dalam pembelajaran
Dalam hal kaitannya dengan administrator :
o   Mengumpulkan dan menganalisa data yang berhubungan dengan perkembangan sekolah, hasil yang didapatkan siswa, dan persyaratan akuntabilitas
o   Melaksanakan program-program pencegahan pelebaran sekolah yang membantu mempertahankan iklim sekolah yang kondusif untuk belajar
o   Mempromosikan kebijakan sekolah dan praktek yang menjamin keselamatan semua siswa dengan mengurangi kekerasan di sekolah, bullying, dan pelecehan
o   Menanggapi krisis dengan menyediakan kepemimpinan, pelayanan langsung, dan koordinasi dengan pelayanan masyarakat yang dibutuhkan
o   Merancang, melaksanakan, dan mengumpulkan dukungan untuk program sekolah kesehatan jiwa yang menyeluruh
Dalam hal kaitannya dengan Pelayanan masyarakat :
1.      Mengkoordinasikan penyerahan jasa kepada siswa dan keluarga mereka di dalam dan di luar sekolah.
2.      Membantu proses transisi siswa baik menuju dan dari lingkungan sekolah dan komunitas pembelajaran, seperti perawatan perumahan atau program peradilan anak.
Daftar Pustaka:
Santrock., J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
Sukadji, S. 2000. Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok: Lembaga Pengambangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
http://www.ehow.com/info_7900711_difference-school-psychology-educational-psychology.html
 Perbedaan antara Psikolog Pendidikan, Psikolog Sekolah dan Guru BK
Psikolog pendidikan merupakan psikolog yang menghususkan diri pada cara memahami pengajaran, dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Biasanya para psikolog pendidikan berguna dalam penerapan prinsip-prinsip :
1)      Belajar dalam kelas.
2)      Pengembangan dan pembaharuan kurikulum.
3)      Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
4)      Sosialisasi proses dan interaksi proses itu dengan pendayahgunaan kognitif dan penyelenggaraan pendidikan keguruan.
Psikolog pendidikan biasanya mencakup hal yang lebih luas bila dibandingkan dengan psikolog sekolah. Bila psikolog sekolah bermain di ranah sekolah, maka psikolog pendidikan bermain pada ranah luar sekolah namun sekolah juga masuk dalam cakupan kerjannya.  Sebelum sangat mendasar kita bahas psikolog sekolah, kita harus tau apa sih sebenarnya psikolg sekolah itu? Psikolog sekolah ada psikolog yang mengkhususkan diri pada dunia sekolah. Biasanya psikolog sekolah berperan dalam pengaturan kelas yang berhubungan dengan psikologis siswa juga guru. Psikolog sekolah juga bisa memberikan penilaian intelegensia guru, inovasi guru, dalam mengajar, dan lain sebagainya.
Seorang psikolog sekolah harus bisa dekat dengan siswaataupun guru yang secara tidak langsung juga berhubungan dengan orang tua siswa. Mengapa? yaa.. karena peran psikolog sekolah juga memantau bagaimana prestasi siswa, kelakuan, dan motivasi siswanya. Tetapi yang perlu diingat psikolog sekolah berbeda dengan guru BK. Guru BK biasanya bertugas pada siswanya saja dan dilindungi oleh undang-undang karena memiliki label guru, sedangkan psikolog sekolah lebih sedikit luas cakupannya dan juga psikolog adalah sebuah profesi yang di wajibkan memiliki profesionalisme lebih baik. Jadi sudah jelas lah psikolog pendidikan dan psikolog sekolah memiliki peran yang berbeda namun mungkin memiliki tujuan yang sama yaitu agar dunia pendidikan semakin baik.

Daftar Pustaka
Santrock, J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
http://ekomedia.wordpress.com/2008/07/26/psikologi-pendidikan-sub-disiplin-ilmu-psikologi/