Merinda Rika 11-001
Agnes Oktavia 11-021
Aisyah Huwaida 11-065
Christine Natalia Tarigan 11-127
KEDUDUKAN
PSIKOLOGI SEKOLAH DALAM ILMU PSIKOLOGI
Psikologi sekolah
berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan
kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi yang bertujuan untuk membentuk mind
set anak. Psikologi sekolah fokus pada teori belajar, metode pengajaran,
motivasi, kognitif, emosional, dan perkembangan moral serta hubungan orangtua
anak. Psikologi sekolah juga mendalami anak-anak dengan kebutuhan khusus. Ahli
lain menambahkan bahwa psikologi sekolah berguna dalam penerapan
prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaruan kurikulum,
ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses dan interaksi proses
itu dengan pendayagunaan kognitif dan penyelenggaraan pendidikan keguruan.
Teoris dan peneliti lebih diidentifikasi sebagai psikolog pendidikan, sementara
praktisi di sekolah lebih diidentifikasi sebagai psikolog sekolah.
Psikologi sekolah
berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan
kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi yang bertujuan untuk membentuk mind
set anak. Psikologi sekolah fokus pada teori belajar, metode pengajaran,
motivasi, kognitif, emosional, dan perkembangan moral serta hubungan orangtua
anak. Psikologi sekolah juga mendalami anak-anak dengan kebutuhan khusus. Ahli
lain menambahkan bahwa psikologi sekolah berguna dalam penerapan
prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaruan kurikulum,
ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses dan interaksi proses
itu dengan pendayagunaan kognitif dan penyelenggaraan pendidikan keguruan.
Teoris dan peneliti lebih diidentifikasi sebagai psikolog pendidikan, sementara
praktisi di sekolah lebih diidentifikasi sebagai psikolog sekolah.
PERBEDAAN PSIKOLOGI SEKOLAH DAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
Psikologi sekolah
adalah salah satu bidang dari beberapa bidang psikologi pendidikan dan
psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik
dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Sebuah aspek kunci dari pekerjaan psikolog sekolah adalah
pengujian sebagian besar anak-anak yang mengalami kesulitan di sekolah, untuk
mencoba mendiagnosis masalah dan kadang-kadang untuk menyarankan cara-cara
menghadapi masalah. Psikolog Sekolah juga bekerja sama dengan guru untuk
mengembangkan intervensi yang efektif untuk anak-anak dalam masalah akademis,
emosional, dan perilaku. Kebanyakan sekolah psikolog dilatih di departement
pendidikan, namun ada juga yang dilatih di departement-departement psikologi. Tujuan
adanya psikologi sekolah adalah berusaha menciptakan situasi yang mendukung
bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.
Psikologi pendidikan
merupakan suatu disiplin ilmu yang mengaplikasikan ilmu psikologi dalam dunia
belajar dan guru. Psikologi pendidikan merupakan gabungan dari dua bidang studi
yang berbeda.
Pertama adalah
psikologi yang mempelajari segala sesuatu tentang pikiran dan perilaku manusia
serta hubungannya dengan manusia. Tentu saja tidak hanya mempelajari manusia
dalam kesendiriannya, melainkan juga mempelajari manusia dalam hubungannya
dengan manusia lain.
Kedua adalah
pendidikan itu sendiri atau lebih khusus adalah sekolah. Jadi, sebagai sebuah
subdisiplin ilmu sendiri dalam psikologi, psikologi pendidikan memfokuskan diri
pada pemahaman proses pengajaran dan belajar yang mengambil tempat dalam
lingkungan formal.
Tujuan mempelajari
psikologi pendidikan adalah untuk mempelajari bagaimana manusia belajar dalam
setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan
pengelolaan organisasi sekolah.
Jadi, dari kedua
perbedaan dan tujuan di atas, dapat kita lihat bahwa ada perbedaan antara
psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Psikologi sekolah adalah cabangnya,
psikologi sekolah berhubungan dengan dengan anak didik di sebuah instansi
sekolah. Sedangkan psikologi pendidikan adalah pokoknya. Psikologi pendidikan
berhubungan dengan cara pengajaran pendidikan dan mengambil masalah-masalah
yang dialami oleh orang muda dalam pendidikan yang mencakup masalah kesulitan belajar
atau masalah emosi dan sosial. Mereka mengambil tugas untuk membantu proses
belajar anak dan memampukan guru menjadi lebih sadar akan faktor-faktor social
yang berkatinan dengan pengajaran dan belajar. Psikolog pendidikan biasa
bekerja di lingkungan sekolah, perguruan tinggi dan di lingkungan pendidikan
anak, terutama bekerja dengan guru dan orang tua. Mereka dapat bekerja secara
langsung dengan anak (misal memeriksa perkembangan, memberikan konseling) dan
secara tidak langsung (dengan orang tua, guru dan profesional lainnya). Karena
harus bekerja dengan manusia, psikolog pendidikan haruslah familier dengan
pendekatan-pendekatan tradisional tentang studi perilaku, humanistik, kognitif
dan psikoanalis.
Referensi :
Fungsi
sekolah sebagai agen perubahan.
Masa
depan generasi muda sekarang sangat dipengaruhi oleh kemampuan mereka menyerap
berbagai konsep baru, menentukan berbagai pilihan baru serta beradaptasi
terhadap setiap perubahan sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi perubahan-perubahan yang terus menerus terjadi di dunia
pendidikan, diperlukan para pendidik yang tidak henti-hentinya meningkatkan
kompetensi dan profesional mereka.
Oleh
karena itu sekolah yang efektif harus mampu mengakomodasikan dan
mengaitkan pembelajarannya secara langsung dengan kebutuhan yang muncul diera
baru.
Metode yang digunakan dalam sistem
pengajaran disekolah
- Metode Belajar Mengajar
‘Ceramah’
Metode
ceramah adalah sebuah bentuk interaksi
melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh seseorang guru terhadap
kelasnya. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan urainnya, guru dapat
menggunakan alat-alat bantu, seperti gambar- gambar dan yang paling utama
adalah bahasa lisan.
Metode ceramah adalah metode mengajar yang sampai saat ini
masih mendominasi atau paling banyak di gunakan guru dalam dunia pendidikan.
- Metode Belajar Mengajar ‘Tanya
Jawab’
Metode
tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran
dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru ke siswa dan
begitu juga sebaliknya.
Metode
ini banyak digunakan dalam proses belajar mengajar, baik di lingkungan
keluarga, masyarakat maupun sekolah. Dan metode ini merupakan salah satu teknik
mengajar yang dapat membantu kekurangan- kekurangan pada metode ceramah,
dikarenakan apabila suatu penjelasan guru yang belum dimengerti, maka
siswa/anak didik dapat langsung menanyakan pada guru.
- Metode
Belajar Mengajar ‘Pemberian Tugas’
Metode
pemberian tugas adalah suatu cara dalam proses
belajar mengajar di mana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya,
kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dalam hal ini guru
memberikan tugas pada murid untuk maju ke depan kelas untuk medemonstrasikan
apa yang diajarkan guru.
Dalam
pendidikan agama sering digunakan metode ini terutama dalam hal yang bersifat
praktis, sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang materi pelajaran
yang telah diterimanya.
- Metode Belajar Mengajar
‘Demostrasi/Praktek’
Metode
Demostrasi atau praktik adalah
metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian
atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
Metode
ini digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang
berhubungan dengan proses yang bersifat praktis, misalnya : Bagaimana cara yang
benar dalam melaksanakan ibadah sholat, baik cara memulai, mengerjakan maupun
cara mengakhiri shalat serta apa saja yang disunnahkan dan membatalkannya.
Sumber :
Peran
psikolog sekolah
Dunia belajar mengajar (dunia
pendidikan) merupakan salah satu lahan dari psikologi secara umum. Psikologi
pendidikan berperan penting dalam peningkatan mutu siswa dengan menerapkan
prinsip-prinsip psikologi kedalam dunia pendidikan. Psikologi dengan objek
manusia (tingkah laku), sedangkan pendidikan berorientasi pada perubahan
perilaku siswa, cocok untuk dipadukan dengan harapan mendapatkan perilaku siswa
yang diinginkan.
Peran Psikolog
Sekolah
Pelaksanaan psikologi
dalam hal diagnostik disekolah:
- Pelaksanaan
tes
- Melakukan
wawancara dengan siswa, guru, orangtua, serta orang-orang yang terlibat
dalam pendidikan siswa
- Observasi
siswa di kelas, tempat bermain, serta dalam kegiatan sekolah lainnya
- Mempelajari
data kumulatif prestasi belajar siswa.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kerumitan dan Luasnya Peran Psikolog di Sekolah
1. tingkat pelayanan
(Jack I. Baron (1982),)
- Tingkat
I
(psikodiagnostik); meliputi pelayanan tes kecerdasan, kemudian pemberian laporan
tertulis yang memberi gambaran kelemahan dan kekuatan yang terungkap oleh
tes tersebut.
- Tingkat
II
(klinis dan konseling); perhatian psikolog sekolah terhadap anak didik
bersifat menyeluruh, yang mana membantu pihak sekolah dalam menyelesaikan
berbagai masalah kesmen yang dihadapi anak. Pada tingkat ini peran
psikolog erat dengan masalah kelompok dalam kelas dan masalah yang
berkaitan dengan kelas.
- Tingkat
III
(indusrti dan organisasi); dalam hal ini psikolog ikut terlibat dalm
tindakan yang menyangkut kebijakan dan prosedur sekolah, dalam
pengembangan dan evaluasi program serta pelayanan sekolah,dapat berupa;
supervisi, pendidikan, konsulatan bagi kariawan edukatif maupun
nonedukatif (membantu malakukan seleksi, penempatan, serta urusan-urusan
personalia lain), dan bekarja sama dengan ahli-ahli lain dalam masyarakat.
2. Kegiatan
professional
Berpartisipasi dalam diagnosis,
intervensi langsung, konsultasi, pendidikan, evaluasi dan pelacakan kembali
terhadap hasil penanganan. Semakin tinggi tingkat fungsi pelayanan, maka
semakin banyak tugas-tugas pokok dilaksanakan, sedangkan tingkat rendah hanya
sibuk dengan pengukuran/ diagnosis, tingkat tertinggi lebih bervariasi
fungsinya dan membutuhkan kegiatan professional yang bervariasi juga, berdasar
kebutuhan sekolah, bergantung pada kompetensi dan minat psikolognya.
3. Klien langsung
Berhadapan dengan:
- Murid
secara perorangan, kelompok murid, murid per kelas
- Guru
secara perorangan, kelompok guru
- Tenaga
administrasi
4. Tingkat program
pendidikan
Terdapat kesulitan dan kerumitan dalam
setiap tingkat pendidikan yang ditinjau dari aspek kognisi,bentuk tugas-tugas
mengajar, organisasi sekolah dan pengelompokan murid-murid, serta ciri-ciri
khas perkembangan dalam masyarakat, berinteraksi dan menghasilkan klien-klien
yang berbeda kebutuhan psikologiknya, serta perbedaan harapan dan peran
pelayanan psikologik yang diinginkan.
5. Kekhasan
lingkungan masyarakat dan sekolah
Bentuk lain dari fungsi dan tanggung
jawab seorang psikolog sekolah bergantung pada ciri-ciri khas,
formal-nonformal, sumber dana sekolah, daerah lokasi sekolah, suku/agama/ ras/
golongan tang memanfaatkan jasa psikolog sekolah.
Contoh masalah pada
sekolah dan cara mengatasinya
Di sekolah sangat mungkin ditemukan
siswa yang yang bermasalah, dengan menunjukkan berbagai gejala penyimpangan
perilaku. yang merentang dari kategori ringan sampai dengan berat. Upaya untuk
menangani siswa yang bermasalah, khususnya yang terkait dengan pelanggaran
disiplin sekolah dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu: (1) pendekatan
disiplin dan (2) pendekatan bimbingan dan konseling.
Penanganan siswa bernasalah melalui
pendekatan disiplin merujuk pada aturan dan ketentuan (tata tertib) yang
berlaku di sekolah beserta sanksinya. Sebagai salah satu komponen organisasi
sekolah, aturan (tata tertib) siswa beserta sanksinya memang perlu ditegakkan
untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan perilaku
siswa. Kendati demikian, harus diingat sekolah bukan “lembaga hukum” yang harus
mengobral sanksi kepada siswa yang mengalami gangguan penyimpangan perilaku.
Sebagai lembaga pendidikan, justru kepentingan utamanya adalah bagaimana
berusaha menyembuhkan segala penyimpangan perilaku yang terjadi pada para
siswanya.
Oleh karena itu, disinilah pendekatan
yang kedua perlu digunakan yaitu pendekatan melalui Bimbingan dan Konseling.
Berbeda dengan pendekatan disiplin yang memungkinkan pemberian sanksi untuk
menghasilkan efek jera, penanganan siswa bermasalah melalui Bimbingan dan
Konseling justru lebih mengutamakan pada upaya penyembuhan dengan menggunakan
berbagai layanan dan teknik yang ada. Penanganan siswa bermasalah melalui
Bimbingan dan Konseling sama sekali tidak menggunakan bentuk sanksi apa pun,
tetapi lebih mengandalkan pada terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang
saling percaya di antara konselor dan siswa yang bermasalah, sehingga setahap
demi setahap siswa tersebut dapat memahami dan menerima diri dan lingkungannya,
serta dapat mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian diri yang lebih baik.
Secara visual, kedua pendekatan dalam
menangani siswa bermasalah dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
Dengan melihat gambar di atas, kita
dapat memahami bahwa di antara kedua pendekatan penanganan siswa bermasalah
tersebut, meski memiliki cara yang berbeda tetapi jika dilihat dari segi
tujuannya pada dasarnya sama yaitu tercapainya penyesuaian diri atau
perkembangan yang optimal pada siswa yang bermasalah. Oleh karena itu, kedua
pendekatan tersebut seyogyanya dapat berjalan sinergis dan saling melengkapi.
Sebagai ilustrasi, misalkan di suatu
sekolah ditemukan kasus seorang siswi yang hamil akibat pergaulan bebas,
sementara tata tertib sekolah secara tegas menyatakan untuk kasus demikian,
siswa yang bersangkutan harus dikeluarkan. Jika hanya mengandalkan pendekatan
disiplin, mungkin tindakan yang akan diambil sekolah adalah berusaha memanggil
orang tua/wali siswa yang bersangkutan dan ujung-ujungnya siswa dinyatakan
dikembalikan kepada orang tua (istilah lain dari dikeluarkan). Jika tanpa
intervensi Bimbingan dan Konseling, maka sangat mungkin siswa yang bersangkutan
akan meninggalkan sekolah dengan dihinggapi masalah-masalah baru yang justru
dapat semakin memperparah keadaan. Tetapi dengan intervensi Bimbingan dan
Konseling di dalamnya, diharapkan siswa yang bersangkutan bisa tumbuh perasaan
dan pemikiran positif atas masalah yang menimpa dirinya, misalnya secara sadar
menerima resiko yang terjadi, keinginan untuk tidak berusaha menggugurkan
kandungan yang dapat membahayakan dirinya maupun janin yang dikandungnya,
keinginan untuk melanjutkan sekolah, serta hal-hal positif lainnya, meski
ujung-ujungnya siswa yang bersangkutan tetap harus dikeluarkan dari sekolah.
Perlu digarisbawahi, dalam hal ini
bukan berarti Guru BK/Konselor yang harus mendorong atau bahkan memaksa siswa
untuk keluar dari sekolahnya. Persoalan mengeluarkan siswa merupakan wewenang
kepala sekolah, dan tugas Guru BK/Konselor hanyalah membantu siswa agar dapat
memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya.
Lebih jauh, meski saat ini paradigma
pelayanan Bimbingan dan Konseling lebih mengedepankan pelayanan yang bersifat
pencegahan dan pengembangan, pelayanan Bimbingan dan Konseling terhadap siswa
bermasalah tetap masih menjadi perhatian. Dalam hal ini, perlu diingat bahwa
tidak semua masalah siswa harus ditangani oleh guru BK (konselor). Dalam hal
ini, Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah berserta mekanisme
dan petugas yang menanganinya, sebagaimana dalam bagan berikut :
- Masalah
(kasus) ringan,
seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu,
berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap
awal, berpacaran, mencuri kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh wali
kelas dan guru dengan berkonsultasi kepada kepala sekolah (konselor/guru
pembimbing) dan mengadakan kunjungan rumah.
- Masalah
(kasus) sedang,
seperti: gangguan emosional, berpacaran, dengan perbuatan menyimpang,
berkelahi antar sekolah, kesulitan belajar, karena gangguan di keluarga,
minum minuman keras tahap pertengahan, mencuri kelas sedang, melakukan
gangguan sosial dan asusila. Kasus sedang dibimbing oleh guru BK
(konselor), dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah, ahli/profesional,
polisi, guru dan sebagainya. Dapat pula mengadakan konferensi
kasus.
- Masalah
(kasus) berat, seperti:
gangguan emosional berat, kecanduan alkohol dan narkotika, pelaku
kriminalitas, siswa hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan
senjata tajam atau senjata api. Kasus berat dilakukan referal (alihtangan
kasus) kepada ahli psikologi dan psikiater, dokter, polisi, ahli hukum
yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan kegiatan konferensi kasus.
Secara visual, penanganan siswa
bermasalah melalui pendekatan Bimbingan dan Konseling dapat dilihat dalam bagan
berikut ini:
Dengan melihat penjelasan di atas,
tampak jelas bahwa penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan Bimbingan dan
Konseling tidak semata-mata menjadi tanggung jawab guru BK/konselor di sekolah
tetapi dapat melibatkan pula berbagai pihak lain untuk bersama-sama membantu
siswa agar memperoleh penyesuaian diri dan perkembangan pribadi secara optimal.
Sumber
:
Hal-Hal
yang diberikan dalam kaitannya pelayanan Psikolog Sekolah:
Dalam hal kaitannya dengan murid :
1.
Memberikan
konseling, pengajaran, dan pendampingan bagi mereka berjuang dengan masalah
sosial, emosi, dan perilaku.
2.
Meningkatkan
prestasi dengan memandang hambatan belajar dan menentukan strategi
instruksional terbaik untuk meningkatkan pembelajaran.
3.
Meningkatkan
kesehatan dan ketahanan dengan memperkuat komunikasi dan keterampilan sosial,
pemecahan masalah, pengontrolan kemarahan, self-regulation, self-determination,
dan optimism.
4.
Meningkatkan
pemahaman dan penerimaan beragam budaya dan latar belakang
Dalam hal kaitannya dengan murid dan keluarganya :
1)
Mengidentifikasi
masalah belajar dan perilaku yang mengganggu keberhasilan di sekolah
2)
Mengevaluasi
kelayakan untuk layanan pendidikan khusus
3)
Memberikan
dukungan sosial, emosional, dan perilaku yang sehat kepada siswa
4)
Mengajarkan
cara mengasuh yang baik dan meningkatkan kolaborasi rumah-sekolah
5)
Membuat
arahan dan membantu mengkoordinasikan dukungan layanan komunitas
Dalam hal kaitannya dengan para guru :
o
Mengidentifikasi
dan menyelesaikan hambatan akademis untuk belajar
o
Merancang
dan mengimplementasikan sistem monitoring kemajuan siswa
o
Mendesain
dan melakukan intervensi akademis dan perilaku
o
Mendukung
instruksi individual yang efektif
o
Menciptakan
lingkungan kelas yang positif
o
Memotivasi
semua siswa untuk terlibat dalam pembelajaran
Dalam hal kaitannya dengan administrator :
o
Mengumpulkan
dan menganalisa data yang berhubungan dengan perkembangan sekolah, hasil yang
didapatkan siswa, dan persyaratan akuntabilitas
o
Melaksanakan
program-program pencegahan pelebaran sekolah yang membantu mempertahankan iklim
sekolah yang kondusif untuk belajar
o
Mempromosikan
kebijakan sekolah dan praktek yang menjamin keselamatan semua siswa dengan
mengurangi kekerasan di sekolah, bullying, dan pelecehan
o
Menanggapi
krisis dengan menyediakan kepemimpinan, pelayanan langsung, dan koordinasi
dengan pelayanan masyarakat yang dibutuhkan
o
Merancang,
melaksanakan, dan mengumpulkan dukungan untuk program sekolah kesehatan jiwa
yang menyeluruh
Dalam hal kaitannya dengan Pelayanan masyarakat :
1.
Mengkoordinasikan
penyerahan jasa kepada siswa dan keluarga mereka di dalam dan di luar sekolah.
2.
Membantu
proses transisi siswa baik menuju dan dari lingkungan sekolah dan komunitas
pembelajaran, seperti perawatan perumahan atau program peradilan anak.
Daftar
Pustaka:
Santrock.,
J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
Sukadji,
S. 2000. Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok: Lembaga
Pengambangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia
http://www.ehow.com/info_7900711_difference-school-psychology-educational-psychology.html
Perbedaan antara Psikolog Pendidikan, Psikolog Sekolah
dan Guru BK
Psikolog pendidikan merupakan psikolog yang menghususkan
diri pada cara memahami pengajaran, dan pembelajaran dalam lingkungan
pendidikan. Biasanya para psikolog pendidikan berguna dalam penerapan
prinsip-prinsip :
1)
Belajar
dalam kelas.
2)
Pengembangan
dan pembaharuan kurikulum.
3)
Ujian
dan evaluasi bakat dan kemampuan.
4)
Sosialisasi
proses dan interaksi proses itu dengan pendayahgunaan kognitif dan
penyelenggaraan pendidikan keguruan.
Psikolog pendidikan biasanya mencakup hal yang lebih luas
bila dibandingkan dengan psikolog sekolah. Bila psikolog sekolah bermain di
ranah sekolah, maka psikolog pendidikan bermain pada ranah luar sekolah namun
sekolah juga masuk dalam cakupan kerjannya. Sebelum sangat mendasar kita
bahas psikolog sekolah, kita harus tau apa sih sebenarnya psikolg sekolah itu?
Psikolog sekolah ada psikolog yang mengkhususkan diri pada dunia sekolah.
Biasanya psikolog sekolah berperan dalam pengaturan kelas yang berhubungan
dengan psikologis siswa juga guru. Psikolog sekolah juga bisa memberikan
penilaian intelegensia guru, inovasi guru, dalam mengajar, dan lain sebagainya.
Seorang psikolog sekolah harus bisa dekat dengan
siswaataupun guru yang secara tidak langsung juga berhubungan dengan orang tua
siswa. Mengapa? yaa.. karena peran psikolog sekolah juga memantau bagaimana prestasi
siswa, kelakuan, dan motivasi siswanya. Tetapi yang perlu diingat psikolog
sekolah berbeda dengan guru BK. Guru BK biasanya bertugas pada siswanya saja
dan dilindungi oleh undang-undang karena memiliki label guru, sedangkan
psikolog sekolah lebih sedikit luas cakupannya dan juga psikolog adalah sebuah
profesi yang di wajibkan memiliki profesionalisme lebih baik. Jadi sudah jelas
lah psikolog pendidikan dan psikolog sekolah memiliki peran yang berbeda namun
mungkin memiliki tujuan yang sama yaitu agar dunia pendidikan semakin baik.
Daftar Pustaka
Santrock,
J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
http://ekomedia.wordpress.com/2008/07/26/psikologi-pendidikan-sub-disiplin-ilmu-psikologi/