Kamis, 07 Juni 2012

Teori Henry A. Murray


                Henry Murray lahir pada tgl 13 Mei 1893 di New York dan meninggsl pada tahun 1988. Murray berasal dari keluarga yang kaya raya. Ia menghabiskan masa kecilnya di rumah di kota New York yang sekarang menjadi bangunan Rockefeller Center. Musim kemaraunya dihabiskan di pantai Long Island. Ketika masih kecil ia ikut serta orang tuanya menjalani 4 kali perjalanan panjang ke Eropa.

Murray menderita internal strabismus (mata juling). Pada usianya yang ke-9, di ruang makan rumahnya, ia dioperasi untuk memperbaiki kondisi tersebut. Sebagai hasilnya, ia tidak lagi menderita internal strabismus; tetapi menjadi eksternal strabismus, berterima kasih pada kesalahan sang ahli bedah, dan Murray ditinggalkan tanpa mempunyai penglihatan stereokopis. Setelah operasinya, tidak perduli betapa kerasnya ia berusaha, ia tidak pernah bisa bermain baik dalam permainan tenis, kasti, atau permainan sejenisnya, dikarenakan ia tidak bisa memfokuskan kedua matanya pada bola. Itu adalah saat dimana ketika ia mulai menjadi gagap. Ia tetap tidak menyadari akan cacat penglihatannya sampai ketika di sekolah kedokteran, ketika seorang dokter menanyakan padanya apakah ia mempunyai masalah dalam bermain ketika ia masih kecil.

Setelah lulus dari sekolah Groton, Murray masuk ke Harvard. Ia mengambil jurusan sejarah dan mendapat nilai yang sedang-sedang saja dikarenakan ia meluangkan kebanyakan waktunya pada bidang atletik. Karirnya kemudian diwarnai oleh perjalanan yang berliku-liku oleh studi tentang kepribadian. Pada tahun 1919, ia lulus dari Columbia University Medical School dengan nilai tertinggi di kelasnya. Sejalan dengan itu, ia memperoleh gelar M.A, di bidang biologi dari Columbia, dan kemudian mengajar fisiologi untuk waktu jangka pendek di Harvard.

Setelah menjalani 2 tahun tugas sebagai seorang dokter yang dilatih untuk ilmu bedah di rumah sakit New York, ia kemudian memimpin penelitian biokimia di bidang embriologi di Rockefeller Institute selama 2 tahun. Kemudian ia melanjutkan studinya di Inggris dan di tahun 1927 ia mendapat gelar Ph.d di bidang biokimia dari Cambridge University. Kemudian, pada tahun 1923, ia banyak membaca dan terpengaruh dari buku Jung, “Psychological Types. Pada tahun 1927, ia menghabiskan waktunya selama 3 minggu di rumah Jung di Switzerland.

Pada tahun 1927, ditawari penawaran oleh seorang psikolog di Morton Prince menjadi seorang asisten dalam mendirikan klinik psikologi Harvard, yang sengaja didirikan untuk mempelajari kepribadian. Sebagai bagian dari pelatihannya, Murray menjalani psikoanalisis, dan dilaporkan bahwa seorang analisnya menjadi bosan karena sifat phlegmatic bawaannya dari masa kecilnya dan kekurangannya yang kompleks. Di akhir tahun 1930an, Murray mengembangkan tes populer Thematic Apperception Test, salah satu yang digunakan luas bagi pengukuran proyektif dari kepribadian dalam lingkungan penelitian maupun pelatihan.

Murray tinggal di Harvard sampai ia pensiun pada tahun 1962, memimpin penelitian, merumuskan teori kepribadian, dan melatih sejumlah psikolog, beberapa dari mereka menerima penghargaan dalam mempelajari kepribadian. Sangat dihargai dan dikenal dalam psikologi sekarang ini, Murray telah dianugerahi Gold Medal Award oleh American Psychological Foundation dan Distinguished Scientific Contribution Award oleh American Psychological Association.


Sifat Dasar Kepribadian

Murray sangat berhati-hati menunjuk teorinya tentang personologi (istilahnya untuk studi kepribadian) adalah bersifat sementara (tentatif), yang tidak diharapkan menjadi akhir, dan mencakup-semua rumusan. Personologi, menurut pendapatnya, sangat kompleks dan tergolong baru untuk dipahami melalui tingkat pemahaman kita. Terdapat beberapa prinsip dasar yang rupanya ia lihat sebagai bahan dasar yang kuat bagi  peningkatan sistemnya.
  •   Prinsip utama dalam semua pekerjaannya adalah komitmen yang pasti bagi gagasan bahwa proses psikologis bergantung pada proses fisiologis. Komentarnya yang tajam “tidak punya otak, tidak punya kepribadian”, menyimpulkan pandangan ini secara baik. Kepribadian berakar dalam otak, yang adalah, fisiologi otak individu mengendalikan dan memerintah kepribadian. Sebagai contoh sederhana, struk atau beberapa jenis obat dapat mengubah fungsi otak, dan juga kepribadian. Semua hal yang mempengaruhi kepribadian berada dalam otak – pusat perasaan, ingatan sadar dan nirsadar, keyakinan, sikap, rasa takut, dan nilai-nilai. Pusat, dengan demikian, dari setiap aspek kepribadian adalah otak. Sangat penting bagi Murray untuk mempertimbangkan proses pengontrolan otak ini sehingga ia menyebutnya sebagai regnant atau proses pengaturan.
  • Prinsip dasar kedua dari sistem Murray – ia sebut sebagai ”prinsip mencakup-semua” — melibatkan kepentingan untuk merubah tingkatan ”need-induced tension” bagi organisme. Teoritis lain, seperti yan telah kita lihat, juga menyuarakan gagasan tentang peredaan tegangan, tetapi Murray melangkah lebih jauh dalam rumusannya. Adalah benar, menurut pendapatnya, bahwa orang-orang mencoba untuk meredakan tegangan, baik secara fisiologis maupun psikologis bawaan. Bagaimanapun juga, Murray percaya bahwa bukanlah keadaan bebas-tegangan penuh yang kita usahakan capai. Proses dari meredakan tegangan inilah yang memuaskan, bukannya kondisi yang tanpa tegangan.Malahan, keadaan bebas tegangan merupakan sumber distres hebat, menurut pandangan Murray. Manusia memiliki kebutuhan yang konstan untuk merasakan kegembiraan, aktifitas, kemajuan, pergerakan, dan semangat – dimana semuanya lebih melibatkan peningkatan daripada penurunan tegangan. Jadi, kita membangkitkan tegangan dalam rangka memperoleh kepuasan ketika meredakannya. Lagi-lagi, tindakan mengurangi teganganlah yang bisa lebih memberi kepuasan; Murray percaya bahwa keadaan ideal seseorang adalah selalu mempunyai tingkatan tegangan tertentu untuk diredakan.
  •  Prinsip dasar ketiga dari sistem Murray adalah sifat bawaan longitudinal dari kepribadian. Kepribadian selalu berkembang dari waktu ke waktu. ”Riwayat dari organisme adalah organisme”. Kepribadian, dalam pengertiannya, dibangun dari semua kejadian hidup yang terjadi melalui pelajaran-pelajaran dalam kehidupan individual. Oleh karena itu, mempelajari peristiwa masa lalu adalah suatu kepentingan utama dalam kepribadian, dan dalam rangka mempelajari peristiwa itu, Murray mengajukan gagasan tentang serial dan prosiding.


Bagian-bagian dari Kepribadian

Pembagian-pembagian dasar (istilah yang ia gunakan untuk menempati kata struktur) dari kepribadian, Murray menggunakan istilah id, superego, dan ego Freudian, tetapi konsepnya tidak sama dengan apa yang ada di dalam pikiran Freud.
1.      Id
Seperti Freud, Murray mempercayai bahwa id merupakan tempat penyimpanan yang aman bagi semua kecenderungan impulsif. Seperti misalnya, id menyediakan energi untuk dan mengarahkan tingkah laku. Jadi, pada dasarnya id berpusat pada dorongan motivasi dari kepribadian.   Konsep Murray tentang  id adalah bahwa id mengandung semua hal primitif, amoral, dan dorongan nafsu seperti yang digambarkan Freud tetapi juga mengandung dorongan bawaan lahir yang masyarakat putuskan untuk menerimanya dan bahkan menginginkannya. Disini kita dapat melihat bayangan pengaruh pandangan Jung, yang mempunyai kedua aspek, baik dan buruk. Sebagai contoh, id mengandung kecenderungan untuk berempati, meniru dan mengidentifikasi, bentuk cinta terhadap orang lain daripada hawa nafsu, dan kecenderungan untuk menguasai suatu lingkungan.
2.      Superego
Murray menempatkan stres yang besar dalam kekuatan yang dapat mempengaruhi lingkungan sosial, yang biasanya disebut sebagai budaya, dalam kepribadian. Sependapat dengan Freud, ia mengartikan superego sebagai proses internalisasi nilai-nilai budaya, norma-norma, dan lainnya, yang mengatur individu untuk mengevaluasi dan menilai tingkah laku dirinya sendiri dan juga orang lain. Bentuk dan hakekat dari superego pada anak-anak ditentukan oleh orang tua dan figur-figur penting lainnya pada usia dini, seperti yang dikatakan Freud. Selagi superego berkembang, begitu juga halnya dengan ego-ideal. Ego-ideal ini membantu individu menetapkan tujuan jangka panjang untuk melakukan usaha keras. Ego-ideal merupakan ”gambaran seseorang ’dalam masa depan terbaiknya’”. Ideal ini sendiri mengandung ambisi dan aspirasi individu. Ini bisa saja sejalan dengan nilai-nilai dari superego atau bahkan bisa bertentangan. Dalam kasus selanjutnya, seseorang bisa saja menginginkan kesempurnaan bagi jenis tingkah laku yang melanggar norma budaya yang telah diinternalisasi, seperti ditunjukkan oleh seseorang yang berambisi menjadi ahli kriminal.
3.      Ego
Ego merupakan pengatur rasionalitas dari kepribadian, dimana, dalam pandangan Freud, mencoba untuk mengubah atau menunda dorongan id yang tidak dapat diterima. Bagaimanapun juga. Dalam perannya sebagai pengatur utama seluruh tingkah laku, ego juga secara sadar menentukan dan berhasrat mengarahkan pada tingkah laku yang positif. Ego dianggap sebagai penentu yang lebih berperan aktif dalam menentukan tingkah laku dibandingkan dengan apa yang telah disetujui Freud. Bukan hanya sebagai pembantu id, ego mengarahkan dan merencanakan secara sadar suatu tindakan; mencari dan membuat kesempatan untuk menciptakan kepuasan sebagai hasil dari memuaskan dorongan id positif. Ego merupakan penengah antara id dan superego. Misalnya, ego bisa mendukung satu lebih dari yang lainnya. Sebagai contoh, apabila ego lebih mendukung id daripada superego, maka akan mengarahkan kepribadian terhadap kehidupan yang penuh dengan kejahatan. Ego bisa, tentu saja, menyatukan kedua aspek dari kepribadian sehingga apa yang seseorang ingin lakukan (id) harmonis dengan apa yang masyarakat terima sebagai sesuatu yang harus dilakukan (superego).


20NEED’S MURRAY :

1)      Dominance  (Penguasaan)
Untuk mengontrol lingkungan orang lain. Untuk mempengaruhi atau mengarahkan tingkah laku orang lain dengan sugesti, bujukan, persuasi, atau perintah. Meminta supaya jangan mengerjakan sesuatu, mengendalikan, atau melarang.

2)      Deference  (Rasa hormat)
Untuk mengagumi atau mendukung keunggulan orang lain. Untuk memuji, menghormati, atau memuliakan. Untuk berusaha menyamai atau melebihi yang patut dicontoh. Untuk menyesuaikan diri dengan adat atau kebiasaan.

3)      Autonomy  (Otonomi)
Untuk melawan paksaan dan pembatasan. Untuk menjadi mandiri dan bebas dalam bertindak berdasarkan impuls. Untuk menentang adat atau kebiasaan-kebiasaan. Untuk menghindari atau terlepas dari kegiatan yang sudah ditentukan oleh kewenangan yang bersifat menguasai.

4)      Aggression  (Penyerangan)
Untuk mengatasi lawan dengan penuh kekuatan. Untuk berkelahi. Untuk membalas rasa sakit atau luka. Untuk melawam secara kuat atau menghukum. Untuk mencela dan mengumpat dan memfitnah dan untuk meremehkan atau mengejek dan menertawakan dengan penuh dendam.

5)      Abasement  (Kerendahan diri)
Untuk tunduk secara pasif kepada kekuatan eksternal. Untuk menerima luka, memikul kesalahan, kritikan, dan hukuman. Untuk menyerah dan mengakui kelemahan, kesalahan, pelanggaran, atau kekalahan. Untuk mencari dan menikmati kesedihan, hukuman, kesakitan, dan ketidakberuntungan.

6)      Achievement  (Prestasi)
Untuk menyelesaikan sesuatu yang sulit, mengatasi rintangan, dan mencapai standar yang tinggi. Untuk bersaing dan mengungguli orang lain dan untuk menguasai, menggerakkan, atau mengatur objek-objek fisik, manusia, atau ide-ide.

7)      Sentience  (Keharuan)
Untuk mencari dan menikmati kesan dan kenikmatan yang dapat ditangkap pancaindera, yang menyentuh perasaan.

8)      Exhibition  (Penonjolan diri)
Untuk membuat suatu kesan. Untuk dilihat dan didengar. Untuk membangkitkan gairah, dipandang takjub, dikagumi, menghibur, mengejutkan, membangkitkan minat, menarik perhatian, atau memikat hati.

9)      Play  (Bermain)
Untuk melakukan tindakan bersenang-senang tanpa tujuan lebih lanjut. Untuk tertawa dan membuat lelucon terhadap apapun. Untuk menyediakan waktu luang bagi olahraga, menari, minum-minum, berpesta, bermain kartu.

10)  Affiliation  (Persatuan, gabungan)
Untuk menjadikan diri dekat dan menikmati kerjasama dengan sekutu lain – satu yang mirip subjeknya atau satu yang menyukai objeknya. Untuk menyenangi dan mendapati kasih sayang dari keterikatan antara satu dengan yang lain. Untuk mengikuti dan tetap setia terhadap teman.

11)  Rejection  (Penolakan)
Untuk memisahkan diri dari orang lain yang dipandang negatif. Untuk mengucilkan, tidak memperdulikan, membuang, atau tetap mengacuhkan kelemahan yang lain.

12)  Succorance  (Membuat orang iba)
Untuk mendapatkan kepuasan kebutuhan dari bantuan simpatik orang lain. Untuk selalu punya pendukung. Untuk dirawat, didukung, ditopang, dikelilingi, dilindungi, dituruti kehendaknya, dimaafkan, atau dinasehati.

13)  Nurturance  (Pemeliharaan)
Untuk memberikan rasa simpati dan memuaskan kebutuhan orang lain yang tidak berdaya – seorang bayi atau objek apapun yang lemah, cacat, lelah, tidak berpengalaman, terkalahkan, dipermalukan, kesepian, ditolak, sakit, atau kebingungan mental. Untuk menyediakan kebutuhan, menolong, mendukung, menghibur, melindungi, memberikan rasa nyaman, merawat, atau menyembuhkan.

14)  Inavoidance (Menghindari rasa hina)
Untuk menghindari penghinaan. Untuk keluar dari situasi yang memalukan atau menghindari kondisi yang bisa menimbulkan pelecehan. Untuk menahan diri dalam bertindak karena takut akan kegagalan.

15)  Defendance  (Membela diri)
 Untuk mempertahankan diri terhadap serangan, kritik, dan celaan. Untuk menyembunyikan atau membenarkan perbuatan tercela, kesalahan atau penghinaan.

16)  Counteraction  (Kebutuhan untuk mengimbangi)
Untuk menguasai atau memperbaiki kegagalan dengan berusaha lagi. Untuk menghilangkan penghinaan oleh tindakan yang dilanjutkan kembali. Untuk mengatasi kelemahan, menekan rasa takut. Untuk mempertahankan harga diri dan kebanggaan diri dalam standar yang tinggi.

17)  Harmavoidance  (Menghindari bahaya)
Untuk menghindari rasa sakit, luka fisik, penyakit, dan kematian. Untuk melarikan diri dari situasi yang berbahaya. Untuk melakukan tindakan pencegahan.

18)  Order  (Teratur)
Untuk membuat segala sesuatunya secara teratur. Untuk menjaga kebersihan, penyusunan, pengorganisasian, keseimbangan, kerapian, dan ketelitian.

19)  Understanding  (Pemahaman)
Untuk menanyakan atau menjawab pertanyaan umum. Untuk mempunyai ketertarikan pada teori, untuk menganalisis dan menggeneralisasi peristiwa.

20)  Sex  (Seks)
Untuk membangun dan meningkatkan hubungan yang erotik. Untuk melakukan hubungan seksual.


            SUMBER   :
         Schultz, Duane. 1981. Theories of Personality. California: Brooks/Cole Publishing Company.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar