Henry
Murray lahir pada tgl 13 Mei 1893 di New York dan meninggsl pada tahun 1988. Murray
berasal dari keluarga yang kaya raya. Ia menghabiskan masa kecilnya di rumah di
kota New York yang sekarang menjadi bangunan Rockefeller Center. Musim
kemaraunya dihabiskan di pantai Long Island. Ketika masih kecil ia ikut serta
orang tuanya menjalani 4 kali perjalanan panjang ke Eropa.
Murray
menderita internal strabismus (mata juling). Pada usianya yang ke-9,
di ruang makan rumahnya, ia dioperasi untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Sebagai hasilnya, ia tidak lagi menderita internal strabismus; tetapi
menjadi eksternal strabismus, berterima kasih pada kesalahan sang ahli
bedah, dan Murray ditinggalkan tanpa mempunyai penglihatan stereokopis. Setelah
operasinya, tidak perduli betapa kerasnya ia berusaha, ia tidak pernah bisa
bermain baik dalam permainan tenis, kasti, atau permainan sejenisnya,
dikarenakan ia tidak bisa memfokuskan kedua matanya pada bola. Itu adalah saat
dimana ketika ia mulai menjadi gagap. Ia tetap tidak menyadari akan cacat
penglihatannya sampai ketika di sekolah kedokteran, ketika seorang dokter
menanyakan padanya apakah ia mempunyai masalah dalam bermain ketika ia masih
kecil.
Setelah lulus
dari sekolah Groton, Murray masuk ke Harvard. Ia mengambil jurusan sejarah dan
mendapat nilai yang sedang-sedang saja dikarenakan ia meluangkan kebanyakan
waktunya pada bidang atletik. Karirnya kemudian diwarnai oleh perjalanan yang
berliku-liku oleh studi tentang kepribadian. Pada tahun 1919, ia lulus dari
Columbia University Medical School dengan nilai tertinggi di kelasnya. Sejalan
dengan itu, ia memperoleh gelar M.A, di bidang biologi dari Columbia, dan
kemudian mengajar fisiologi untuk waktu jangka pendek di Harvard.
Setelah
menjalani 2 tahun tugas sebagai seorang dokter yang dilatih untuk ilmu bedah di
rumah sakit New York, ia kemudian memimpin penelitian biokimia di bidang
embriologi di Rockefeller Institute selama 2 tahun. Kemudian ia melanjutkan
studinya di Inggris dan di tahun 1927 ia mendapat gelar Ph.d di bidang biokimia
dari Cambridge University. Kemudian, pada tahun 1923, ia banyak membaca dan
terpengaruh dari buku Jung, “Psychological Types. Pada tahun
1927, ia menghabiskan waktunya selama 3 minggu di rumah Jung di Switzerland.
Pada tahun 1927, ditawari
penawaran oleh seorang psikolog di Morton Prince menjadi seorang asisten dalam
mendirikan klinik psikologi Harvard, yang sengaja didirikan untuk mempelajari
kepribadian. Sebagai bagian dari pelatihannya, Murray menjalani psikoanalisis,
dan dilaporkan bahwa seorang analisnya menjadi bosan karena sifat phlegmatic
bawaannya dari masa kecilnya dan kekurangannya yang kompleks. Di akhir tahun
1930an, Murray mengembangkan tes populer Thematic Apperception Test,
salah satu yang digunakan luas bagi pengukuran proyektif dari kepribadian dalam
lingkungan penelitian maupun pelatihan.
Murray
tinggal di Harvard sampai ia pensiun pada tahun 1962, memimpin penelitian,
merumuskan teori kepribadian, dan melatih sejumlah psikolog, beberapa dari
mereka menerima penghargaan dalam mempelajari kepribadian. Sangat dihargai dan
dikenal dalam psikologi sekarang ini, Murray telah dianugerahi Gold Medal
Award oleh American Psychological Foundation dan Distinguished
Scientific Contribution Award oleh American Psychological Association.
Sifat Dasar
Kepribadian
Murray sangat berhati-hati
menunjuk teorinya tentang personologi (istilahnya untuk studi
kepribadian) adalah bersifat sementara (tentatif), yang tidak diharapkan
menjadi akhir, dan mencakup-semua rumusan. Personologi, menurut pendapatnya,
sangat kompleks dan tergolong baru untuk dipahami melalui tingkat pemahaman
kita. Terdapat beberapa prinsip dasar yang rupanya ia lihat sebagai bahan dasar
yang kuat bagi peningkatan sistemnya.
- Prinsip utama dalam semua pekerjaannya adalah komitmen yang pasti bagi gagasan bahwa proses psikologis bergantung pada proses fisiologis. Komentarnya yang tajam “tidak punya otak, tidak punya kepribadian”, menyimpulkan pandangan ini secara baik. Kepribadian berakar dalam otak, yang adalah, fisiologi otak individu mengendalikan dan memerintah kepribadian. Sebagai contoh sederhana, struk atau beberapa jenis obat dapat mengubah fungsi otak, dan juga kepribadian. Semua hal yang mempengaruhi kepribadian berada dalam otak – pusat perasaan, ingatan sadar dan nirsadar, keyakinan, sikap, rasa takut, dan nilai-nilai. Pusat, dengan demikian, dari setiap aspek kepribadian adalah otak. Sangat penting bagi Murray untuk mempertimbangkan proses pengontrolan otak ini sehingga ia menyebutnya sebagai regnant atau proses pengaturan.
- Prinsip dasar kedua dari sistem Murray – ia sebut sebagai ”prinsip mencakup-semua” — melibatkan kepentingan untuk merubah tingkatan ”need-induced tension” bagi organisme. Teoritis lain, seperti yan telah kita lihat, juga menyuarakan gagasan tentang peredaan tegangan, tetapi Murray melangkah lebih jauh dalam rumusannya. Adalah benar, menurut pendapatnya, bahwa orang-orang mencoba untuk meredakan tegangan, baik secara fisiologis maupun psikologis bawaan. Bagaimanapun juga, Murray percaya bahwa bukanlah keadaan bebas-tegangan penuh yang kita usahakan capai. Proses dari meredakan tegangan inilah yang memuaskan, bukannya kondisi yang tanpa tegangan.Malahan, keadaan bebas tegangan merupakan sumber distres hebat, menurut pandangan Murray. Manusia memiliki kebutuhan yang konstan untuk merasakan kegembiraan, aktifitas, kemajuan, pergerakan, dan semangat – dimana semuanya lebih melibatkan peningkatan daripada penurunan tegangan. Jadi, kita membangkitkan tegangan dalam rangka memperoleh kepuasan ketika meredakannya. Lagi-lagi, tindakan mengurangi teganganlah yang bisa lebih memberi kepuasan; Murray percaya bahwa keadaan ideal seseorang adalah selalu mempunyai tingkatan tegangan tertentu untuk diredakan.
- Prinsip dasar ketiga dari sistem Murray adalah sifat bawaan longitudinal dari kepribadian. Kepribadian selalu berkembang dari waktu ke waktu. ”Riwayat dari organisme adalah organisme”. Kepribadian, dalam pengertiannya, dibangun dari semua kejadian hidup yang terjadi melalui pelajaran-pelajaran dalam kehidupan individual. Oleh karena itu, mempelajari peristiwa masa lalu adalah suatu kepentingan utama dalam kepribadian, dan dalam rangka mempelajari peristiwa itu, Murray mengajukan gagasan tentang serial dan prosiding.
Bagian-bagian
dari Kepribadian
Pembagian-pembagian dasar
(istilah yang ia gunakan untuk menempati kata struktur) dari
kepribadian, Murray menggunakan istilah id, superego, dan ego Freudian, tetapi
konsepnya tidak sama dengan apa yang ada di dalam pikiran Freud.
1.
Id
Seperti Freud, Murray
mempercayai bahwa id merupakan tempat penyimpanan yang aman bagi semua kecenderungan
impulsif. Seperti misalnya, id menyediakan energi untuk dan mengarahkan tingkah
laku. Jadi, pada dasarnya id berpusat pada dorongan motivasi dari kepribadian. Konsep Murray tentang id adalah bahwa id
mengandung semua hal primitif, amoral, dan dorongan nafsu seperti yang
digambarkan Freud tetapi juga mengandung dorongan bawaan lahir yang masyarakat
putuskan untuk menerimanya dan bahkan menginginkannya. Disini kita dapat
melihat bayangan pengaruh pandangan Jung, yang mempunyai kedua aspek, baik dan
buruk. Sebagai contoh, id mengandung kecenderungan untuk berempati, meniru dan
mengidentifikasi, bentuk cinta terhadap orang lain daripada hawa nafsu, dan
kecenderungan untuk menguasai suatu lingkungan.
2. Superego
Murray menempatkan stres yang
besar dalam kekuatan yang dapat mempengaruhi lingkungan sosial, yang biasanya
disebut sebagai budaya, dalam kepribadian. Sependapat dengan Freud, ia
mengartikan superego sebagai proses internalisasi nilai-nilai budaya,
norma-norma, dan lainnya, yang mengatur individu untuk mengevaluasi dan menilai
tingkah laku dirinya sendiri dan juga orang lain. Bentuk dan hakekat dari
superego pada anak-anak ditentukan oleh orang tua dan figur-figur penting
lainnya pada usia dini, seperti yang dikatakan Freud. Selagi superego
berkembang, begitu juga halnya dengan ego-ideal. Ego-ideal ini
membantu individu menetapkan tujuan jangka panjang untuk melakukan usaha keras.
Ego-ideal merupakan ”gambaran seseorang
’dalam masa depan terbaiknya’”. Ideal ini sendiri mengandung ambisi dan
aspirasi individu. Ini bisa saja sejalan dengan nilai-nilai dari superego atau
bahkan bisa bertentangan. Dalam kasus selanjutnya, seseorang bisa saja
menginginkan kesempurnaan bagi jenis tingkah laku yang melanggar norma budaya
yang telah diinternalisasi, seperti ditunjukkan oleh seseorang yang berambisi
menjadi ahli kriminal.
3. Ego
Ego merupakan pengatur
rasionalitas dari kepribadian, dimana, dalam pandangan Freud, mencoba untuk
mengubah atau menunda dorongan id yang tidak dapat diterima. Bagaimanapun juga.
Dalam perannya sebagai pengatur utama seluruh tingkah laku, ego juga secara
sadar menentukan dan berhasrat mengarahkan pada tingkah laku yang positif. Ego
dianggap sebagai penentu yang lebih berperan aktif dalam menentukan tingkah
laku dibandingkan dengan apa yang telah disetujui Freud. Bukan hanya sebagai
pembantu id, ego mengarahkan dan merencanakan secara sadar suatu tindakan;
mencari dan membuat kesempatan untuk menciptakan kepuasan sebagai hasil dari
memuaskan dorongan id positif. Ego merupakan penengah antara id dan superego.
Misalnya, ego bisa mendukung satu lebih dari yang lainnya. Sebagai contoh,
apabila ego lebih mendukung id daripada superego, maka akan mengarahkan
kepribadian terhadap kehidupan yang penuh dengan kejahatan. Ego bisa, tentu
saja, menyatukan kedua aspek dari kepribadian sehingga apa yang seseorang ingin
lakukan (id) harmonis dengan apa yang masyarakat terima sebagai sesuatu yang
harus dilakukan (superego).
20NEED’S MURRAY :
1) Dominance
(Penguasaan)
Untuk mengontrol lingkungan
orang lain. Untuk mempengaruhi atau mengarahkan tingkah laku orang lain dengan
sugesti, bujukan, persuasi, atau perintah. Meminta supaya jangan mengerjakan
sesuatu, mengendalikan, atau melarang.
2) Deference
(Rasa hormat)
Untuk mengagumi atau mendukung
keunggulan orang lain. Untuk memuji, menghormati, atau memuliakan. Untuk
berusaha menyamai atau melebihi yang patut dicontoh. Untuk menyesuaikan diri
dengan adat atau kebiasaan.
3) Autonomy
(Otonomi)
Untuk melawan paksaan dan
pembatasan. Untuk menjadi mandiri dan bebas dalam bertindak berdasarkan impuls.
Untuk menentang adat atau kebiasaan-kebiasaan. Untuk menghindari atau terlepas
dari kegiatan yang sudah ditentukan oleh kewenangan yang bersifat menguasai.
4) Aggression
(Penyerangan)
Untuk mengatasi lawan dengan
penuh kekuatan. Untuk berkelahi. Untuk membalas rasa sakit atau luka. Untuk
melawam secara kuat atau menghukum. Untuk mencela dan mengumpat dan memfitnah
dan untuk meremehkan atau mengejek dan menertawakan dengan penuh dendam.
5) Abasement
(Kerendahan diri)
Untuk tunduk secara pasif
kepada kekuatan eksternal. Untuk menerima luka, memikul kesalahan, kritikan,
dan hukuman. Untuk menyerah dan mengakui kelemahan, kesalahan, pelanggaran,
atau kekalahan. Untuk mencari dan menikmati kesedihan, hukuman, kesakitan, dan
ketidakberuntungan.
6) Achievement
(Prestasi)
Untuk menyelesaikan sesuatu
yang sulit, mengatasi rintangan, dan mencapai standar yang tinggi. Untuk
bersaing dan mengungguli orang lain dan untuk menguasai, menggerakkan, atau
mengatur objek-objek fisik, manusia, atau ide-ide.
7) Sentience
(Keharuan)
Untuk mencari dan menikmati
kesan dan kenikmatan yang dapat ditangkap pancaindera, yang menyentuh perasaan.
8) Exhibition
(Penonjolan diri)
Untuk membuat suatu kesan.
Untuk dilihat dan didengar. Untuk membangkitkan gairah, dipandang takjub,
dikagumi, menghibur, mengejutkan, membangkitkan minat, menarik perhatian, atau
memikat hati.
9) Play
(Bermain)
Untuk melakukan tindakan
bersenang-senang tanpa tujuan lebih lanjut. Untuk tertawa dan membuat lelucon
terhadap apapun. Untuk menyediakan waktu luang bagi olahraga, menari,
minum-minum, berpesta, bermain kartu.
10) Affiliation
(Persatuan, gabungan)
Untuk menjadikan diri dekat
dan menikmati kerjasama dengan sekutu lain – satu yang mirip subjeknya atau
satu yang menyukai objeknya. Untuk menyenangi dan mendapati kasih sayang dari
keterikatan antara satu dengan yang lain. Untuk mengikuti dan tetap setia
terhadap teman.
11) Rejection
(Penolakan)
Untuk memisahkan diri dari
orang lain yang dipandang negatif. Untuk mengucilkan, tidak memperdulikan,
membuang, atau tetap mengacuhkan kelemahan yang lain.
12) Succorance
(Membuat orang iba)
Untuk mendapatkan kepuasan
kebutuhan dari bantuan simpatik orang lain. Untuk selalu punya pendukung. Untuk
dirawat, didukung, ditopang, dikelilingi, dilindungi, dituruti kehendaknya,
dimaafkan, atau dinasehati.
13) Nurturance
(Pemeliharaan)
Untuk memberikan rasa simpati
dan memuaskan kebutuhan orang lain yang tidak berdaya – seorang bayi atau objek
apapun yang lemah, cacat, lelah, tidak berpengalaman, terkalahkan,
dipermalukan, kesepian, ditolak, sakit, atau kebingungan mental. Untuk
menyediakan kebutuhan, menolong, mendukung, menghibur, melindungi, memberikan
rasa nyaman, merawat, atau menyembuhkan.
14) Inavoidance
(Menghindari rasa hina)
Untuk menghindari penghinaan.
Untuk keluar dari situasi yang memalukan atau menghindari kondisi yang bisa
menimbulkan pelecehan. Untuk menahan diri dalam bertindak karena takut akan
kegagalan.
15) Defendance
(Membela diri)
Untuk mempertahankan diri terhadap serangan,
kritik, dan celaan. Untuk menyembunyikan atau membenarkan perbuatan tercela,
kesalahan atau penghinaan.
16) Counteraction
(Kebutuhan untuk mengimbangi)
Untuk menguasai atau
memperbaiki kegagalan dengan berusaha lagi. Untuk menghilangkan penghinaan oleh
tindakan yang dilanjutkan kembali. Untuk mengatasi kelemahan, menekan rasa
takut. Untuk mempertahankan harga diri dan kebanggaan diri dalam standar yang
tinggi.
17) Harmavoidance
(Menghindari bahaya)
Untuk menghindari rasa sakit,
luka fisik, penyakit, dan kematian. Untuk melarikan diri dari situasi yang
berbahaya. Untuk melakukan tindakan pencegahan.
18) Order (Teratur)
Untuk membuat segala
sesuatunya secara teratur. Untuk menjaga kebersihan, penyusunan,
pengorganisasian, keseimbangan, kerapian, dan ketelitian.
19) Understanding
(Pemahaman)
Untuk menanyakan atau menjawab
pertanyaan umum. Untuk mempunyai ketertarikan pada teori, untuk menganalisis
dan menggeneralisasi peristiwa.
20) Sex (Seks)
Untuk membangun dan
meningkatkan hubungan yang erotik. Untuk melakukan hubungan seksual.
SUMBER :
Schultz, Duane. 1981. Theories
of Personality. California: Brooks/Cole Publishing Company.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar